Kayaknya vlogger yang satu ini sudah nggak perlu dikenalin lagi, ya. Saya yakin nggak cewek, nggak cowok, semua suka nonton videonya Rachel Goddard!
Sebenarnya Female Daily sudah lama banget pengen ketemu dan ngobrol-ngobrol dengan Rachel. Tapi berhubung kemarin Rachel masih di Kazakhstan dan baru sempat pulang ke Indonesia sekarang ini, jadi pertemuan kami sempat tertunda beberapa waktu. Tapi penantian kami jadi nggak sia-sia, karena begitu Rachel akhirnya main ke FDHQ, kita syuting beberapa video yang pastinya lucu dan "Rachel banget". Ditunggu, ya! :D
Image may be NSFW. Clik here to view.Nah, kemarin saya ditemani oleh Netta saat ngobrol dengan Rachel. Ternyata, aslinya juga sama persis lho, seperti di video. Bahkan sampai celetukan-celetukannya pun mirip. Kelihatan banget kalau "personality" yang selama ini kita lihat di Youtube ya memang personality asli Rachel, nggak dibuat-buat sama sekali.
"Waktu gue mulai seriusin channel Youtube gue tahun 2015 lalu, gue belajar cara bicara di depan kamera. Tapi, entah kenapa gue nggak bisa ngomong yang anggun-anggun gitu. Gue merasa itu bukan gaya gue aja. Ya udah, gue mencoba ngomong biasa kayak gue sehari-hari. Eh, entah kenapa banyak orang yang ngeliatnya jadi kayak parodi. Dari situ gue mikir, tabrakin aja kali ya sekalian, komedi dan parodi. Jadi, deh, channel gue!"
Meskipun di depan kamera Rachel selalu terlihat kocak, tapi ternyata ada juga lho, cerita sedih di belakang layar yang kayaknya nggak semua subscribers-nya tahu. Waktu pertama kali dengar, saya dan Netta juga agak nyess, sih. :(
"Sebenarnya, salah satu alasan gue jadi serius ngurusin channel Youtube gue adalah karena dulu gue kesepian banget di Kazakhstan. Waktu baru-baru pindah, suami gue sering banget ngeliat gue nangis di kamar karena homesick dan nggak punya teman. Saat itu gue masih belom bisa bahasanya, belom bisa baca, pokoknya nggak bisa komunikasi apa-apa. Gue bahkan pernah nangis cuma gara-gara pengen makan ayam penyet doang!"
Image may be NSFW. Clik here to view.Untungnya, keputusan Rachel untuk serius menjalani channel Youtube-nya mendapatkan respon yang positif dari audience di Indonesia. Sekarang ini, channel Youtube Rachel sudah memiliki sembilan puluh ribu subscribers dan akun Instagramnya memiliki seratus lima puluh ribu followers. Menurut Rachel, jumlah views videonya akan naik banget kalau Ben, suaminya, ikut tampil di video tersebut.
"Nggak tahu kenapa ya, tapi kalo ada suami gue di video, views-nya langsung melonjak naik. Banyak banget yang nonton! Tapi, ya, haters yang nongol juga banyak..."
Nah, ngomong-ngomong soal haters, Rachel mengaku dirinya cuek menghadapi komentar-komentar di Youtube yang nggak jarang bernada kasar atau menghina. Nggak usah dihadapin, malah, katanya.
"Sempet ada sih, masa-masa dimana gue jadi nggak bisa tidur gara-gara baca komentar-komentar haters di video gue. Bahkan pernah gue nggak berani nonton video gue sendiri karena takut baca komentarnya. Tapi lama kelamaan gue jadi lebih santai sih, yang namanya haters itu pasti akan selalu ada, jadi ngapain gue pusingin. Malah kadang celaan mereka gue jadiin inspirasi buat bikin video baru. Mau dibilang makeup gue kayak banci kek, apa kek, gue sih bodo amat!"
Kalau soal makeup, Rachel berkata bahwa dirinya lebih ke lip person dibandingkan eye person. Nggak pakai mascara atau alis nggak apa-apa katanya, asalkan lipstick nggak ketinggalan!
"Lipstick itu buat gue mood booster banget. Kalau nggak pake mascara atau alis kan masih bisa ditutupin pake kacamata item, tapi kalo nggak pake lipstick, muka bakal jadi pucet banget. Makanya gue hobi banget pakai lipstick, terutama yang warna-warnanya bold supaya muka jadi kelihatan cerah!"
Nah, kalau produk makeup wajib Rachel adalah lipstick, kalau skincare apa, dong?
"Gue nggak pernah absen pakai sunscreen setiap hari. Saat lagi musim dingin di Kazakhstan pun gue selalu pakai sunscreen. Sunscreen andalan gue sehari-hari itu dari La Tulipe, yang udah gue pake sejak SMA. Untuk skincare lainnya pun, produk-produk yang gue pakai kebanyakan dari drugstore, karena kulit gue ini ekonomis! Pembersih muka yang gue pakai itu dari Wardah dan sabun cuci muka gue Pond's. Kalau pembersih Wardah gue lagi habis, biasanya gue pakai Micellar Water dari Garnier. Ampuh banget buat ngapus makeup!"
Avene, produk dermocosmetic asal Perancis ini memang sangat erat menjalin kerjasama dengan para dermatologist. Dan ini bukan hal yang mudah. Devi, Marketing Manager Avene Indonesia pun berbagi cerita.
Sepanjang perjalanan bahkan hingga kini, saya dan Devi bisa bercanda akrab, ngobrol nyambung, padahal beda umur di antara kami lumayan jauh. Sikap Devi yang hangat, santun kepada orang yang lebih tua dan juga bisa ngemong ini, membuat semua anggota rombongan menyukai sosoknya. Devi juga terlihat sangat mudah berkomunikasi dengan para dokter SpKK senior yang ikut terlibat dalam Avene Trip kemarin ini.
Avene adalah produk dermocosmetics , maksudnya ini adalah skin care yang dibuat berdasarkan standar pembuatan obat. Maka, fungsi dari skin care ini bukan sekadar untuk kecantikan belaka tapi juga mengobati permasalahan kulit. Maka, Avene memang sangat erat menjalin kerjasama dengan para dokter SpKK (Spesialis Kulit dan Kelamin). Dan inilah hasil obrolan saya dengan Devi S, Marketing Manager Avene Indonesia kelahiran 1988 dan berhobi traveling ini.
Bagaimana cara kamu meng-approach para dokter SpKK selama ini?
“Ya, memang untuk meng-approah para dokter SpKK ini bukan hal yang mudah. Para dermatologists ini sangat detail ketika bertanya tentang kandungan suatu produk. Maka, saya belajar keras, mencari tahu lebih jauh, dan menghafal luar kepala ingredients dari setiap produk Avene yang saya tawarkan kepada para dokter.”
Cerita dong, sudah berapa lama sih Avene hadir di Indonesia dan bagaimana awal mula kamu bisa terjun di bisnis ini?
“Papa sejak muda dulu memang berkecimpung di bisnis kosmetik. Lalu sejak 12 tahun lalu, Papa mendirikan usaha sebagai exclusive distributor Avene di Indonesia. Mama juga ikut bantu dengan memegang bagian finance. Jadi sejak kecil, saya sudah terbiasa melihat mereka menjalankan bisnis ini. Saya mengamati cara Papa, Mama meng-approach para dokter, menjalin kerjasama dengan agen penjualan, me-manage para karyawan. Sebelum lulus kuliah, saya sudah mulai bantu mereka di kantor. Begitu lulus kuliah bisnis , saya pun memutuskan terjun total di bisnis ini.”
Ada berapa banyak range produk Avene? Lalu, apa sih produk Avene yang paling diminati di Indonesia?
“Produk-produk Avene sebenarnya sangat banyak sekali range-nya. Avene juga memiliki produk-produk yang high-tech, lebih ke arah medis. Tentu saja, untuk produk semacam ini harganya mahal dan beberapa hanya akan ditemui di klinik dokter bukan di pasaran bebas.
Kami membawa produk-produk yang lebih umum dipakai konsumen, misal sabun, pelembap, suncare. Dan Avene Thermal Spring Water (ATSW) merupakan produk yang paling diminati di Indonesia. Boleh dibilang inilah lokomotif penjualan produk Avene di Indonesia. Saat ini, produk Avene ada di lebih dari 130 negara dan setiap negara memang memiliki keunikan tersendiri dalam preference produk-produk Avene.”
Boleh dong jelaskan tentang produk terbaru Avene yang baru saja diluncurkan beberapa waktu lalu?
"Avene baru saja meluncurkan di Indonesia, Avene Hypersensitive Kit ini adalah rangkaian produk yang dikhususkan untuk mereka yang berkulit normal hingga yang memiliki kulit super sensitif. Rangkaian produknya terdiri atas: Avene Thermal Spring Water, Skin Recovery Cream (moisturizer) dan Extremely Gentle Cleanser. Produk-produk ini dibuat tanpa pengawet, tanpa pengharum dan hanya memakai ingredients di bawah 10 jenis. Nah, sebagai info tambahan, produk-produk skin care lain umumnya paling sedikit memakai lebih dari 20 ingredients. Coba deh kamu lihat kemasan skin caremu dan hitung jumlah ingredients yang tertera di situ.
Skin care Avene memang didukung oleh pengetahuan tinggi dan teknologi canggih, sehingga bisa membatasi penggunaan ingredients agar tidak berefek buruk pada kulit yang super sensitif sekalipun. Avene mempunyai motto yaitu 'The Specialist for Sensitive Skin'.”
Bagaimana bila ada konsumen yang nggak cocok memakai produk Avene? Misal: wajah jadi bruntusan karena memakai ATSW?
“Nah, jika ada yang sampai complaint, maka pertama kita akan mencari tahu dulu, dimana dia membeli produk tersebut, bagaimana cara pakainya? Apakah dicampur dengan produk lain di luar Avene? Karena, baru-baru ini, kami menemukan lho, beberapa kaleng Avene Thermal Spring Water palsu. Sampai saat ini, bila memang terjadi kasus seorang konsumen mengalami problema kulit gara-gara pakai Avene, maka kami akan menindaklanjutinya. Jika memang konsumen hanya memakai produk Avene dan mengalami problema kulit, bila terbukti benar, maka Avene akan menanggung, bahkan membawa konsumen ke hydrotherapy center kami di Perancis untuk disembuhkan. Tapi sampai sekarang, belum ada yang complaint ya…”
Cerita dong tentang problema kulit kamu dan apa saja produk Avene andalanmu?
“Saya memiliki kulit berminyak, mudah jerawatan. Maka untuk mengatasinya, saya memakai produk-produk Avene sebagai berikut:
Avene Thermal Spring Water, semprotkan sesering mungkin ke wajah agar kulit terhidrasi dengan baik setiap saat.
Tolerance Extreme Lotion sebagai makeup remover. Produk ini paraben free dan dibuat dengan sangat steril. Ampuh mengangkat kotoran dan sel kulit mati.
Cleanance Gel, sebagai face wash. Produk ini mengandung glyceryl laurate yang fungsinya mengatur kelenjar sebum supaya tidak berproduksi terlalu banyak.
Hydrance serum yang memiliki kandungan Lipomucine dan Biocymentine, berfungsi mengisi kadar air dalam kulit wajah.
Avene Mineral SPF 50 Produk tabir surya ini sangat lembut bahkan aman dipakai untuk anak-anak sekalipun. Kelebihan dan keunikan produk suncare ini memiliki warna, sehingga boleh dibilang juga seperti BB Cream.
Avene Cleanance Mask. Ini adalah masker wajah yang biasa saya pakai 2-3 kali per minggu, di malam hari. Produk ini dikhususkan untuk kulit berminyak bisa juga untuk kamu yang berjerawat. Face mask ini bisa mengecilkan pori-pori yang besar dan menyamarkan noda bekas jerawat juga. Juga mencerahkan wajah karena mengandung white clay yang bagus untuk kulit. Inilah produk-produk Avene yang jadi andalan saya dalam merawat kecantikan dan kesehatan kulit."
Adakah produk terbaru Avene yang akan diluncurkan dalam waktu dekat?
“Avene Indonesia dalam waktu dekat akan segera meluncurkan ke pasaran rangkaian produk makeup untuk kulit sensitive, Couvrance. Produk-produk Couvrance sangat lengkap mulai dari foundation, concealer, bronzer, hingga lipstick. Teksturnya sangat ringan namun memiliki coverage yang sangat bagus, bisa membantu konsumen menutupi problema acne scar di wajah, kulit kemerahan, tanda-tanda psoriasis maupun kemerahan di wajah. Produk ini akan dijual dengan range harga antara Rp 300.000,- sampai Rp 800.000,-. Dan saat ini, permintaan konsumen untuk segera menghadirkan Couvrance di Indonesia sudah sangat banyak nih! Jadi, nantikan ya, Couvrance yang tidak hanya sekadar bersifat estetika tapi juga merawat kesehatan kulit.”
Nah, apakah kamu punya pertanyaan seputar Avene yang ingin ditanyakan ke Devi, Marketing Manager Avene Indonesia? Kamu bisa tulis pertanyaan atau komentar seputar Avene di kolom bawah.
Kalau kemarin kamu sudah tahu rekomendasi produk-produk natural dari The Queen Bees, kali ini saya mewawancarai salah satu Top Reviewer FD, Yunie Henoek, dan ngobrol-ngobrol tentang skincare untuk kulit kering.
1. Sejak kapan mulai sadar untuk merawat kulit lebih telaten?
Pas udah kerja. Kan di ruangan ber-AC terus, jadi kerasa banget muka kering dehidrasi. Dry patches juga muncul terus-terusan. Mulai deh cari-cari skincare yang cocok and thank God, ketemu thread Natural & Organic Skincare di Female Daily.
2. Apa rutinitas skincare yang paling penting menurut kamu?
Bersihin muka! Ini step krusial banget di aku. Kalo nggak cuci muka dengan benar bisa langsung jerawatan. Apalagi kalau sampai salah pakai sabun cuci muka yang nggak cocok, pasti langsung kering, dry patches di mana-mana, bahkan kadang sampai merah dan gatal.
3. Ada nggak treatment kulit yang nggak akan pernah mau kamu coba?
Sejenis peeling gitu kali ya. Karena kan kulit muka seolah "dipaksa" mengelupas. I believe my skin has its own power to regenerate. Mungkin juga karena aku bukan pemakai skincare aliran 'garis keras', hehehe.
4. Brand natural & organic apa yang pertama kali kamu coba?
Sensatia Botanicals. Brand ini brand lokal Indonesia, lho. Asalnya dari Bali.
(Editor's note: Tim editorial Female Daily juga baru mencoba berbagai macam produk dari Sensatia Botanicals, lho. Nantikan artikelnya akhir minggu ini, ya!) :D
Mukaku sering banget kering dan muncul dry patches dan sejauh ini yang bisa mengurangi masalah itu yaitu Goodness Chia Seed Oil. My skin is more hydrated now.
6. Merasakan perbedaan apa setelah mencoba produk skincare natural dan organik? Beda nggak ama chemical-based skincare?
Beda banget! Yang pasti sejak pakai skincare organik kulit muka jadi lebih 'kalem'. Sampai sekarang sebenarnya masih trial and error dengan segala jenis skincare. Tapi yang pasti produk dengan SLS dan paraben udah pasti bikin mukaku kering dan mengelupas.
7. Berdasarkan pengalaman kamu, beda nggak sih performa produk natural dan chemical? Misalnya, produk natural mungkin lebih lama menunjukkan hasil, dsb.
Natural and organic products definitely take longer time to show skin's improvement. Tapi ini menurutku yang sehat dan aman buat kulitku untuk jangka panjang, karena ingredients yang digunakan tidak ada yang harsh jadi memang butuh waktu lebih lama dari pada chemical based skincare. Selain itu, karena aku memang lagi hamil juga (almost 20 weeks now) jadi concern pakai produk natural dan organik jadi makin tinggi.
8. Ada nggak produk skincare natural versi lokal yang kamu suka?
Aku suka Virgin Coconut Oil dari Blue Stone Botanicals. Ini juga brand dari Bali. VCO ini gunanya banyak. Salah satunya aku suka pakai ini as a makeup remover. Efektif banget dan nggak bikin mata pedih.
9. Produk natural yang dipakai saat ini hanya untuk wajah atau merangkap bath & body dan haircare? Kalau iya, apa produk yang dipakai?
Untuk bath & body sekarang lagi coba Moogoo Milk Wash. Kondisi kulit badanku juga sama kayak muka, jadi kalau ada produk yang nggak cocok langsung kering dan gatal-gatal. Pakai Moogoo ini lumayan enak, nggak bikin kering dan gatal, baru coba sample-nya doang sih, jadi belum bisa review terlalu detail.
Terus terang masih trial and error juga sih sampai sekarang untuk sabun badan. Contohnya aku sempet nyoba Dr.Bronner Magic Soap seri Baby Unscented Pure Castile Liquid Soap yang klaimnya certified organic tapi masih bikin kulit kering. Contoh lain: brand Sunday Riley bukan organik tapi aku cocok banget sama sabun mukanya yang Ceramic Slip Clay Cleanser.
Untuk hair care juga dari brand yang sama, Moogoo Milk Shampoo. Cuma sebulanan pakai kok muncul ketombe. Jadi masih gantian pakai sama shampoo Sebamed Anti Dandruff (which is masih mengandung Sulfat).
All in all let's try find out what suit best for your skin in a safe way. Aku pribadi nggak pakai obat dokter atau ke klinik kecantikan karena seringkali hasilnya terlalu instan menurutku. I'm happy doing trial and error using OTC products!
10. Apa produk skincare natural & organic yang paling ingin kamu coba sekarang?
Ngobrol 5 menit saja dengan perempuan satu ini, membuat semangat hidup sehat kembali “berkobar” di dalam diri saya. Yuk, kenalan lebih jauh dengan Marie Purvis, Nike Global Master Trainer.
Nah, sehari sebelum acara ini digelar, saya berkesempatan ngobrol langsung dengan Marie Purvis, Nike Global Master Trainer. Perempuan bertubuh bugar dan kencang inilah yang ikut “melahirkan” apps workout NTC. Selama lebih dari 7 tahun, Marie Purvis telah membantu Nike untuk memahami keinginan kita, para perempuan dalam mengolah tubuh. Kini, lewat apps Nike+ Training Club (NTC), kita bisa berlatih olahraga sendiri, tanpa perlu bantuan dari trainer untuk membuat tubuh jadi lebih langsing, lebih bugar, lebih kuat. Ya, Marie Purvis adalah salah satu “otak” yang menciptakan NTC.
Saat bertemu langsung dengan Marie, saya pun terpana melihat penampilannya yang tampak muda dari usianya. Padahal Marie Purvis ini kelahiran 24 September 1961 atau di tahun ini akan menginjak usia 55! Saya yakin, penampilan muda, sehat, berenergik itu semua adalah berkat rajin berolahraga.
Saya sangat senang melatih bagian core (batang tubuh): perut, pinggul dan punggung. Kita, perempuan umumnya sering mengalami sakit punggung, sakit perut setelah berjalan jauh atau membawa banyak beban. Padahal bila kamu rutin melatih core, maka tubuh jadi lebih kuat, tidak mudah kesakitan. Gerakan-gerakan yang jadi favorit saya adalah sit-up dan climbing drill. Gerakan ini sangat bagus dilatih agar otot perut dan punggung jadi kuat, sehingga misalnya pada saat mau menstruasi, area tubuh tersebut jadi nggak sakit.
Baju-baju olahraga kesukaanmu?
Saya suka dengan baju-baju olahraga Nike dengan warna-warna black, white or grey. Tapi sebagai aksen, saya akan memakai sports bra warna menyala, misal orange, ungu atau shocking pink. Ini untuk memberi pop of colour saja. Pada umumnya, saya lebih menyukai baju-baju workout berpotongan simple agar memudahkan setiap gerakan.
Punya saran untuk kita, para perempuan yang baru mau mulai berolahraga?
Kamu bisa mulai dengan mencari aktivitas yang disuka. Aktivitas yang bisa membuatmu lebih banyak bergerak dan menyenangkan: hiking, dancing, atau bersepeda. Nah, kamu juga perlu cari motivasi yang bisa mendorongmu untuk rutin berolahraga. Saya sering menemukan banyak orang mendaftar ikut acara lari agar termotivasi untu bergerak. Nah, coba juga cari teman yang asyik, yang juga suka beraktivitas seperti kamu. Jika kegiatan olahraga itu juga menjadi acara gaul, ajang bertemu teman, maka kamu akan jadi lebih termotivasi!
Manfaat olahraga yang kamu rasakan hingga saat ini?
Rutin berolahraga membuat mood atau emosi saya selalu bagus. Berolahraga membuat saya jadi paham, aktivitas mana yang harus saya prioritaskan, membuat saya selalu bisa mengambil keputusan dengan baik. Dan berolahraga itu juga membuat saya jadi kuat untuk menghadapi setiap tantangan. Maka, saya selalu melihat suatu problem itu dari sisi positif, selalu optimis yakin bisa menghadapinya. Itu karena, saya selalu punya tenaga untuk mengerjakan setiap tantangan yang diberikan. Jika kamu rutin berolahraga, maka akan membuat penampilanmu juga jadi lebih bagus, sehingga rasa percaya diri pun akan lebih tinggi. When you look good, you will feel confidence in everything!
Apa olahraga rutinmu?
Setiap hari saya selalu berlatih lari, dan juga melakukan olahraga permainan, seperti volleyball. Bila ada waktu luang, saya juga senang bersepeda. Selain itu, saya juga rutin melakukan high intensity training. I get bored easily so I constantly have to change my training routine.
Bagaimana sebaiknya pola makan yang wajib dipraktikkan sebelum, selama dan sesudah berolahraga?
30 menit sebelum berolahraga, agar punya cukup energi untuk bergerak, makanlah sepotong pisang yang diberi olesan peanut butter sebanyak 1 sendok makan. Selama berolahraga, jangan lupa untuk minum air putih. You can drink tons of water. Setelah berolahraga selesai, 15 menit kemudian, kamu boleh meneguk segelas chocolate milk tanpa gula atau liquid protein. Ingat ya, selalu mulai harimu dengan sarapan pagi. Jangan pernah skip a meal di siang maupun malam hari. Karena tubuh yang kelaparan, malah membuat kamu jadi lebih rakus. Kunci utama agar tubuh tetap langsing, jangan makan berlebihan, tapi jangan pula diet terlalu ketat! Moderation is the key. Saya juga sering kok cheating dalam hal makanan. Setelah berolahraga super keras, biasanya di malam hari saya juga makan pizza dan minum wine, sebanyak 2 – 3 kali per minggu, lho! Hahahaa….
Di suatu sore, saya bertemu dengan Rianti Cartwright, bintang film “Ayat-Ayat Cinta” yang terkenal itu. Ternyata, dia sosok pribadi yang humble, simple dan hangat. Kepada FD, Rianti pun membuka problem kulit kering yang dialaminya.
“Problem kulit yang saya hadapi adalah kulit kering. Apalagi saya sering shooting, memakai makeup tebal dan berakting di bawah lampu ribuan watt, bisa membuat kulit saya tambah kering,” ujar Rianti membuka perbincangan. “Maka, saya tertarik banget nih mau mencoba memakai La Mer The Renewal Oil ini yang kata banyak orang, produk ini sangat bagus bisa membuat kulit halus dan kencang. Nih, saya sudah membeli!,” kata Rianti sambil menunjukkan kantong belanjaan produk La Mer.
Kesibukan Rianti saat ini memang masih sibuk shooting. Ia baru saja menyelesaikan shooting sinetron Elif. Kemudian jadwal shooting selanjutnya untuk film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”, di San Fransisco sudah menanti. Aktivitas lain yang ditangani Rianti adalah mengurus usaha spa miliknya, yaitu Kamala Spa.
Lewat Kamala Spa, Rianti Cartwright mempromosikan pemakaian bahan-bahan natural yang diracik menjadi ramuan lulur tradisional. Hmm, saya jadi tertarik ingin mencoba lulur alpukat yang katanya jadi salah satu best seller treatment di Kamala Spa. Nantikan artikel salon or spa review di FD, ya!
Back to the Rianti’s dry skin problem, maka untuk mengatasinya, perempuan cantik, istri dari Cassanova Alfonso Nainggolan (Cas, nama panggilannya) ini pun punya trik sendiri. “Kulit yang cenderung kering ini membuat saya harus rajin memakain treatment lotion atau krim khusus agar fine lines or wrinkles tidak cepat muncul. Saya rutin memakai eye cream untuk mengatasi under eye circle.”
Her Secret Beauty Tips
Rianti pun mengakui problema kulit kering yang dialaminya ini, sedikit banyak juga dipengaruhi oleh gaya hidupnya yang sibuk shooting plus tidak suka makan sayur. “Kulit saya jadi makin kering kalau kurang tidur. Maka, saya sekarang mendisiplinkan diri untuk tidur malam minimal 8 jam. Kemudian, untuk mengakali agar saya tetap bisa mendapat manfaat nutrisi dari sayur atau buah, setiap hari rutin minum juice sayur dan buah. Setiap pagi, saya bikin deh aneka cold press juice mulai dari kale, pokchay, bayam yang dicampur dengan nanas, strawberry, apel dan berbagai buah.”
Rianti mengaku kebiasaan minum juice ini didapatnya dari Cas, sang suami yang memang doyan menjalani gaya hidup sehat. “Sejak menikah dengan Cas, saya juga rutin olahraga lho! Kita berdua rutin nge-gym bareng. Rutin olahraga ini membawa manfaat buat saya: tubuh jadi lebih bugar, stamina bagus dan kulit juga jadi lebih segar, lho!,” kata Rianti penuh semangat bercerita aktivitas favoritnya bersama sang suami.
Kemudian, sebagai aktris, tentu Rianti sering di-makeup khusus untuk keperluan shooting atau event. Maka untuk mencegah kulit mulusnya jadi berjerawat karena mungkin saja peralatan makeup yang digunakan kurang bersih, ia pun biasa membawa peralatan makeup sendiri, mulai dari produk makeup, sponge hingga brush makeup.
Saya pun penasaran dengan produk-produk makeup yang jadi andalan Rianti. Dia pun dengan senang hati membagi list produk makeup andalan. “Untuk lipstick, saya biasa memakai Lancome, Benefit dan Maybelline. Untuk bedak, saya memakai produk drugstore lho, yaitu Maybelline Clear Smooth BB Silk Poreless White. Lalu concealer, saya memakai YSL Touche Eclat dan Lancome. Eyeshadow: Benefit. Sedangkan Mascara, saya suka dengan produk-produk keluaran Maybelline,” urai Rianti, perempuan cantik kelahiran Bandung, 22 September 1983 ini.
Terus terang, saya kaget juga ketika mengetahui produk-produk makeup andalan Rianti, ternyata ada juga yang dari drugstore makeup. Dengan santai Rianti pun berkomentar, “Dari pengalaman saya selama ini, produk makeup yang paling mahal, belum tentu juga yang paling bagus, lho! Maka, koleksi makeup saya lumayan beragam, mulai dari yang mahal hingga yang drugstore makeup, ada!”
Bagaimana dengan beauty treatment routine-nya? “Saya rutin scrub alpukat susu yang bisa mengangkat kulit mati dengan cara yang lembut, sekaligus menutrisi kulit kering. Kemudian dilanjutkan dengan masker strawberry bengkoang. Dan ditutup dengan totok wajah. Saya suka banget dipijat karena rasanya relaks bangeeet,” kata Rianti sambil tersenyum mengakhiri perbincangan di sore cerah itu.
Ketika saya akhirnya berhasil mengontak Ina Thomas, kami pun sepakat untuk bertemu di sebuah café, pada suatu sore yang cerah. Sambil menunggu, saya pun melihat-lihat foto-foto cantik yang diunggah Ina ke akun Instagram pribadi. She always looks adorable…Ina Thomas selalu terlihat cantik, memesona, layaknya sosialita ibukota. Hmm, saya pun mulai menduga-duga: “Wah, nanti pasti Ina Thomas akan hadir dengan makeup cantik, boho dress karyanya (Oh iya, Ina Thomas juga desainer busana-busana cantik, bohemian dress) dan nggak lupa menenteng designer bag papan atas, macam Hermes nih!”
Image may be NSFW. Clik here to view.Tapi 15 menit kemudian, bayangan saya tentang Ina Thomas yang bakal hadir menemui saya, dengan penampilan bagaikan sosialita papan atas itu, terhempas dan sirna seketika! “Hallo, Mba, apa kabar? Saya, Ina,” kata perempuan cantik, yang hadir dengan wajah flawless look, bergaya casual: memakai kaos dan rok panjang yang terlihat nyaman, serta hanya menenteng tas kulit biasa. Ya, Ina Thomas, istri dari Jeremy Thomas, aktor ternama ini, ternyata saat dijumpai dan diajak ngobrol, sangat ramah, membumi, sederhana dan punya kepedulian sosial yang tinggi pada sesama! Penasaran ingin tahu apa sih motivasi Ina Thomas membuat Medina Kefir? Bagaimana bisnis ini dijalankan? Yuk, simak obrolan saya dengan the one and only, Ina Thomas.
Kamu bisa googling sendiri kok tentang asal-usul Kefir ini. Ada yang bilang Kefir ini diperkenalkan pertama kali oleh Nabi Muhammad kepada masyarakat Kaukasus. Jadi, kalau saya cari di google, sejarah awal mula adanya kefir atau susu fermentasi ini diperkirakan sudah dikenal sejak 6.600 SM oleh masyarakat di kawasan Timur Tengah yang hidup secara nomaden atau berpindah-pindah. Nah, mereka biasa membawa susu yang disimpan di dalam kantung dari kulit kambing, sebagai perbekalan. Pengembaraan di bawah terik matahari dengan membawa kantung susu tersebut menjadikan aktivitas mikroorganisme yang ada pada kulit kambing (sebagai kantung susu) memfermentasi susu menjadi gumpalan (curd). Ternyata para pengembara yang mengonsumsi susu fermentasi tersebut secara terus-menerus, secara tidak sengaja, memberi manfaat kesehatan dan juga umur panjang. Begitulah kira-kira awal dikenalnya produk susu fermentasi atau kefir.
Nah, bagaimana dengan kamu? Kapan mulai berkenalan dengan kefir? Apa yang mendasari Ina membuat masker kefir?
Saat masih muda dulu, saya termasuk perempuan yang doyan banget pergi ke dokter kulit. Sejak umur 23, saya sudah mulai memakai berbagai krim-krim perawatan wajah dari dokter. Sementara banyak dari krim-krim wajah tersebut yang mengandung hydroquinone. Saya pun memakainya dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu, saat muda dulu saya suka banget menjalani chemical peeling agar kulit wajah jadi kinclong seketika. Nah, padahal setelah itu, saya suka banget sun bathing. Hingga akhirnya menginjak usia 40an sekarang ini, kebiasaan tersebut membawa efek buruk pada kulit saya. Kulit wajah saya dipenuhi dengan flek-flek hitam berukuran besar, sehingga di wajah saya seperti muncul “pulau-pulau”. Saya sempat menjalani laser lagi untuk menghilangkan flek-flek hitam itu, pakai krim pengelupasan, tapi tetap saja tidak bisa hilang sempurna. Huhuhuuu…boleh dibilang itu adalah my darkness time! Walau suami tidak pernah complain tentang hal itu, tapi saya nggak pede sendiri. Tahu nggak, bila keluar rumah, saya harus pakai concealer, ditutupi lagi dengan foundation tebal, lalu sengaja saya menata rambut ke depan agar menutupi area pipi dan dahi. Duuuh…ngeri deh kalo inget kulit wajah saya dulu.
Efek lain dari perawatan kulit serta pemakaian aneka krim wajah yang kelewat agresif itu juga malah membuat kulit saya sangat kering. Kemudian, ketika di Amerika, seorang teman yang seorang cancer survivor mengenalkan saya dengan air dan susu kefir. Dia merasakan manfaat dari mengonsumsi kefir, antara lain stamina tubuh jadi lebih baik dan jadi jarang sakit. Waktu pertama kali meminum air kefir itu, karena tidak paham cara mengonsumsinya yang tepat, saya minum sebanyak-banyaknya, hahahaaa…padahal air kefir itu hanya boleh diminum ½ gelas per hari. Akibatnya, setelah minum air kefir terlalu banyak, saya malah jatuh sakit, tepar.
Nah, lalu saya pun cari tahu tentang kefir. Di Amerika, saya pun mengambil kelas khusus tentang kefir, tentang nutrisi. Saya jadi paham bahwa di dalam kefir itu terdapat 5000 prebiotik yang sangat baik bagi tubuh. Kefir juga dapat meremajakan sel-sel tubuh, mendetoks liver dan memiliki antioksidan yang tinggi. Kemudian, saya merasakan manfaat baik dari mengonsumsi air kefir dan susu kefir, saya iseng mengoleskan susu kefir ke wajah. Awalnya memang bruntusan, karena sebenarnya pada saat itu, kefir sedang mendetoks pengaruh bahan kimia pada kulit wajah. Kemudian dari pengetahuan yang saya dapat, beberapa bahan natural akan memberi manfaat lebih atau menutrisi kulit bila dicampur dengan kefir. Dari situlah awal mula lahirnya Medina Kefir. Murni, awalnya saya membuat masker kefir itu untuk kepentingan diri sendiri, karena ingin menghilangkan flek-flek hitam di wajah.
Lalu, bagaimana kelanjutannya hingga kamu membuat produk masker Medina Kefir?
Setelah beberapa waktu memakai masker kefir, saya melihat flek-flek hitam di wajah saya mulai menghilang, yang mana efeknya sama sekali nggak pernah terpikirkan oleh saya. Beberapa teman dekat pun melihat perubahan signifikan pada kulit wajah saya. Mereka pun tertarik memakai masker kefir buatan saya. Nah, awalnya saya nggak terpikirkan sama sekali menjadikan Masker Medina Kefir ini sebagai bisnis.
Bahkan awalnya saya nggak pernah juga memikirkan logo maupun membuat 6 jenis masker. Semua terjadi secara alami. Awalnya, logo Medina hanya berupa tulisan nama saja. Nah, logo berupa siluet perempuan dari samping itu juga tercipta tanpa sengaja. Saat itu, saya sedang bereksperimen, mencampur kefir dengan biji rumput warna hitam. Kemudian, saya foto saja hasil adukan setengah jadi itu, kemudian saya kirim ke kakak. Dia lah yang mencermati bahwa hasil adukan saya itu seperti wajah seorang perempuan dari samping.
Lalu kakak bilang, ‘Ah ini cocok nih jadi logo Medina!’ Nama Medina sendiri terinspirasi dari kota Madinah yang merupakan sebuah kota suci. Medina juga terdengarnya sebuah nama yang feminin, kan? Lewat Medina ini, saya memang ingin berbuat banyak kebaikan untuk sesame. Dengan nama Medina, produk masker kefir ini memang bisa menjadi harapan bagi mereka yang mengalami problema pada kulit wajah untuk jadi lebih sehat, lebih halus, lebih kinclong.
Di tengah acara ngobrol akrab tersebut, tiba-tiba Jeremy Thomas, sang suami muncul dan akhirnya ikut nimbrung. Pasangan suami-istri ini tampak kompak dan sehati dalam mengembangkan Medina Kefir.
Bagaimana ceritanya Medina Kefir Mask berkembang jadi seperti sekarang ini? Nah, kali ini Jeremy Thomas, sang suami pun ikutan menjawab pertanyaan tersebut.
Medina Kefir Masker ini memang unik. Ina awalnya membuat untuk kepentingan dirinya sendiri. Eh, dari mulut ke mulut, akhirnya produk ini berkembang, dan sekarang jadi dijual secara online. Bisnis Medina Kefir ini tumbuh secara alami dan memberi pekerjaan baru pada banyak orang, lho! Medina Kefir ini memberi economy added value, menciptakan lapangan kerja dan solusi bagi banyak orang.
Ina, boleh dong share, apa saja sih isi dari Medina Kefir? Apa yang membedakannya dari produk serupa yang kini tiba-tiba bermunculan bagai jamur di musim hujan?
Saya menganggap kefir itu sebagai kehidupan. Kefir ini hidup, bila diperlakukan dengan baik, maka dari setitik bibit kefir, kamu bisa melipatgandakannya. Kini, saya membuat kefir ini juga untuk misi social, yaitu menolong para perempuan yang ingin punya penghasilan tambahan untuk menjadi reseller. Dan, proses menjadi reseller Medina Kefir sendiri juga tidak pernah promosi, tapi para reseller kami, ya para pemakai yang sudah merasakan khasiat produk ini. Kemudian, sebagian keuntungan dari usaha ini, saya sumbangkan juga untuk kegiatan menyantuni anak yatim-piatu, membantu sesama yang kurang beruntung hidupnya.
Sekarang ini lumayan banyak ya yang ikut membuat masker kefir, bahkan ada juga selebriti yang ikutan. Tapi, saya yakin Medina Kefir nggak bisa dikalahkan baik dari segi kualitas maupun harga. Mengapa? Dari segi kualitas, hingga kini masih saya atau kakak saya sendiri yang meramu produk masker ini. Hanya saya yang tahu takaran pasnya. Kemudian bahan-bahan yang dicampurkan ke dalam kefir, antara lain sarang burung wallet, madu, kolostrum susu kambing Ottawa, dan lain-lain kebanyakan, saya dapat secara gratis dari kakak yang kebetulan memang punya bisnis peternakan dan perkebunan. Bahan-bahan tersebut bila harus beli, tentu saja akan membuat masker kefir buatan saya jadi sangat mahal, lho!
Bagaimana rencana pengembangan Medina ke depannya?
Saat ini putri saya sedang membuat makeup berbahan natural, yaitu bedak dan lipstick. Ini saya pakai produk buatannya bedak dari bubuk jagung. Jadi ke depannya, Medina juga akan memiliki lini makeup natural.
Boleh tahu produk-produk skin care dan makeup andalanmu?
Setahun belakangan ini, saya hanya memakai masker Medina. Membersihkan wajah dengan sabun Medina, memakai moisturizer Medina dan pakai sunblock. Kemudian di malam hari saya pakai masker Medina yang dicampur dengan ekstrak lidah buaya dan kaviar.
Blogger yang satu ini sudah langganan diundang ke acara-acara Female Daily. Mulai dari beauty workshop, member gathering, focus group discussion, sampai makeup playdate! Yuk, kenalan dengan Vani Sagita!
Image may be NSFW. Clik here to view.Selain aktif di forum Female Daily, Vani juga aktif menulis product review di Beauty Review. Seperti yang dikatakan Vani saat saya interview singkat di vlog Female Daily, produk yang paling banyak ia tulis review-nya adalah makeup-makeup dekoratif seperti blush dan lipstik.
Lalu, apa saja produk-produk favorit Vani? Kalau kamu penasaran, simak obrolan saya dengan Vani di bawah ini, ya.
Hai Vani, sejak kapan bergabung menjadi member FD dan kenapa tertarik buka FD sampai sekarang?
Udah gabung dari tahun 2011 pas lagi baru banget ikutan les makeup. Selalu buka buat nyari review produk dari sesama member karena member FD selalu detail dan to the point kalau menjelaskan. Biasanya sih kalau lagi mau beli produk buat makeup kit, cari yang produknya yang memang lagi di-rave banget, cocok di berbagai macam jenis kulit dan hasil pemakaiannya sesuai sama yang gue cari.
Paling sering main di thread apa?
Paling sering main di threadIndonesian Cosmetics Brand soalnya selalu tertarik sama produk lokal. Ini gara-gara FD juga nih jadi demen, sebelum buka FD, saya buta banget dan nggak pernah ngelirik. Satu hal yang bikin penasaran dan bikin saya jadi bertanya-tanya adalah kenapa brand luar bisa punya barang murah dengan kualitas yang bagus tapi masih susah mencari produk lokal yang seperti itu?
Contohnya Wet n Wild & Kiko Milano, kualitas produknya jauh banget di atas harganya. Maka, saya jadi suka hunting dan baca pendapat orang tentang produk lokal yang kualitasnya bagus dan harganya juga murah.
Buat sehari-hari gue sukanya yang simpel dan cepat pemakaiannya. Saya biasa memakai Fanbo Fantastic compact powder, Fanbo Fantastic Eyebrow Pencil, eyeshadow coklat gelap apa aja yang ada buat di sudut, Etude Oh M'Eye Line Eyeliner, dan Fanbo Blush On Pink. Satu hal yang paling penting buat gue itu mata, soalnya kalo mata udah ON mukanya secara keseluruhan juga jadi keliatan lebih presentable. Kalo lagi centil nambah mascara sama lipstick merah atau vampy.
Punya lipstick favorit versi lokal nggak? Kalau iya, apa?
Gue memang bukan tipe pemakai lipstick tiap hari sih ya, cuma suka nyobain beberapa kali terus sibuk hunting lipstick baru lagi. Hahaha. Tapi kalo dari kualitas lokal yang gue masih suka sampe sekarang dari segi formula dan warna ya, si lipstick matte Purbasari yang super happening itu.
Kalau produk luar, paling suka brand apa? Ada nggak brand high-end favorit dan brand drugstore favorit?
Jadi gue kalo milih produk buat koleksi pribadi itu liat packaging-nya dulu suka apa nggak, baru liat isinya. Buat high-end sebenarnya suka banget sama Clinique, tapi dompet belum kesampean mau ngoleksi. Suka si Clinique ini karena produk-produknya lembut banget di kulit dan kemasannya rata-rata warna hijau muda yang bikin adem di mata.
Kalo drugstore US secara packaging paling suka Milani, tapi untuk harga dan packaging tetap suka produk-produk Korea apa aja, soalnya isinya bagus, packaging-nya juga bagus.
Kalau disuruh milih, lebih suka makeup atau skincare?
Ugh, pilihan berat banget. Tapi pilih skincare deh. Soalnya kalau kulit kondisinya nggak bagus, pakai makeup apapun juga nggak akan terlihat bagus hasilnya.
Produk skincare andalan?
Ini ya, cita-cita bisa nyebut yang mahal tapi kenyataannya kulit gue ada di kondisi paling bagus waktu pakai Gizi Super Cream. Kulit gue jadi keliatan dan dipegang berasa halus, kenyal, dan sehat. Terus sekarang lagi rutin pake acid water, karena ketara banget perbedaannya tekstur kulit jadi lebih halus.
Kayanya jaman dulu pas baru mulai belajar pake makeup, nyobain pake warna lipstick dan eyeshadow yang terlalu mentereng di kulit. Di gue pribadi, lipstick orange dan eyeshadow yang warnanya icy selalu bikin gue keliatan kaya bencong gagal.
Punya MUA favorit? Kalau iya, siapa dan kenapa?
Marlene Hariman! Udah suka dia dari jaman masih SMA, masih bolot banget gak ngerti makeup. Hasil makeupnya tuh halus, feminin, flawless. Cantiknya tuh pas, gak berlebihan. Dari luar suka banget sama Lisa Eldridge karena step-stepnya yang simpel, hasilnya yang halus dan nyatu banget di muka modelnya.
Terus suka juga sama Mary Greenwell, sukanya lebih ke attitude-nya yang rebellious in terms of makeup. Dia bikin istilah "adonan makeup" jadi kenyataan dengan cara dia makeupin model yang udah kaya lagi ngulenin adonan roti, tapi hasil akhirnya high class.
Ada nggak tren makeup yang nggak "Vani" banget?
Heavy contouring, clown contouring, any contouring in general. Muka gue soalnya udah laki banget, kalo di dandanin kebanyakan pasti keliatan seperti topeng dan gue jadi gak nyaman sendiri.
Selebriti Indonesia dengan makeup paling bagus menurut Vani?
Andien Aisyah sih pasti, kalo liat Andien tuh komentar muncul di kepala adalah Andien selalu terlihat cantik, bukan komentar soal makeupnya yang tampak bagus. Soalnya bagi gue makeup itu harus membuat perhatian tertuju ke pemakainya, bukan ke makeupnya itu sendiri.
Female Daily mengajak kamu untuk berkenalan dengan Daisy Utami, Brand General Mananger Benefit Cosmetics Indonesia yang ramai, hangat dan selalu ceria!
Seru, heboh, hangat - itulah kesan saya terhadap Daisy Utami, Brand General Manager dari Benefit Cosmetics Indonesia. Walaupun baru pertama kali bertemu dengan Mbak Daisy di acara Best of Beauty Awarding Night November 2015 kemarin, saya langsung merasa seperti sudah kenal lama dengan perempuan yang punya julukan Miss Fab ini, saking ramahnya :)
Meeting dengannya selalu penuh dengan canda tawa, walaupun begitu ngomongin soal pekerjaan, Mbak Daisy serius dan tau banget apa yang dia mau. Melihat kepribadiannya yang "sangat Benefit" itu dan juga perjalanan kariernya di dunia kecantikan yang sudah panjang, saya yakin kalau ngobrol lebih dalam dengan beliau, pasti banyak deh yang bisa kita pelajari. Yuk, simak obrolan saya dengan Mbak Daisy!
Image may be NSFW. Clik here to view.Ceritain dong, gimana ceritanya Mbak Daisy bisa "nyemplung" ke dunia kecantikan?
Dulu sewaktu saya masih berkarier di P&G as Senior Key Account Manager, saya selalu tertarik dengan produk-produk yang related dengan kecantikan. Saat itu Olay dan Wella adalah 2 brand favorit saya. Jadi setiap kali ada launching atau marketing plan dari kedua brand ini, saya selalu semangat untuk utak-atik dan kerja sama dengan team PR untuk buat in store events di hypermarket atau chain drug store terkait. Entah ya, mungkin karena sejak kecil saya sudah melihat mama saya strict banget dengan skin care regimen dan rutinitas facial beliau setiap bulan. At some point in time, saya request untuk dipindahkan ke SK-II karena saat itu memang P&G mulai melirik serius tentang potensial market Indonesia untuk luxury skin care. Dari sinilah mulai berkutat dengan dunia kecantikan secara lebih spesifik. Dari brand Jepang kesayangan, saya memutuskan pindah ke brand Perancis, Clarins, yang juga memiliki brand heritage sangat kental. What strikes me the most dulu waktu di Clarins adalah mendengar sejarahnya bahwa Jacques-Courtin Clarins menciptakan produk skin care simply karena beliau terinspirasi mendengar keluhan dari sahabat-sahabat kakak wanitanya. Saya percaya bahwa semua wanita harus feel good about themselves, otomatis pasti akan lebih percaya diri dan aura kecantikannya akan keluar. As cliché as it sounds, tapi ini fakta yang menurut saya benar banget. Produk-produk kecantikan hanya enhance their own beauty at different stages in life.
What do you love the most about working in the beauty industry?
Really connecting to women and their thoughts and needs. Beauty industry memiliki peranan besar untuk membuat setiap orang feel good about themselves. Saya hanya ingin menyentuh hidup orang secara tidak langsung. Kebanyakan wanita mencari produk skin care ataupun make up untuk mempercantik mereka, untuk membuat mereka lebih nyaman within their own skin. That’s at least I can do to help other women.
Mbak Daisy kan selalu kerja di brand kecantikan dari luar negeri. Menurut Mbak Daisy, beauty shopping habit perempuan di Indonesia tuh seperti apa sih kalau dibandingkan customer di luar negeri?
Kebiasaan perempuan Indonesia masih didominasi dengan peers alias teman-teman sekeliling. Decision makingnya belum ditentukan sebelum konsumen menginjak toko. Konsumen di sini masih suka labil dan tidak 100% yakin dengan kebutuhannya (needs), jadi masih suka rancu dengan apa yang mereka mau (wants). Juga, kecenderungannya belum terlalu well informed tentang produk. Jadi biasanya pasti akan konsultasi ke Beauty Advisor untuk bantu memutuskan. Yang paling disuka dimana-mana pasti diskon atau price related promotions, not necessarily the newness atau new innovation behind that product.
Sekarang kan dunia kecantikan, baik di seluruh dunia atau di Indonesia, sudah berkembang pesat dan tren-tren juga lebih cepat berputar. How do you stay updated?
Saya pribadi selalu membeli majalah Instyle, Glamour atau Marie Claire versi US untuk melihat tren-tren terbaru, termasuk beauty dan fashion. Call me old school, tapi saya selalu menyempatkan membaca majalah-majalah ini untuk my “me-time” daripada membeli versi online. Cara lain, tentunya lewat social media ya, mostly Instagram.
Mbak Daisy kayaknya selalu ceria, passionate dan rame :D Apa karena kerja di Benefit jadi harus seperti itu atau emang udah dari sananya? Pernah bad mood nggak?
Ini sudah cetakan asal dari sananya..hahahaha..Kebetulan memang kepribadian saya klop banget dengan Benefit DNA :)
Bad mood pasti ada..namanya juga manusia. But as a leader, you are expected to manage your mood swing, supaya team kita tidak terpengaruh. Biasanya kalau lagi suntuk banget, I took some time off dan langsung nyalon atau spa. Disconnect with others!
Image may be NSFW. Clik here to view.Could you please tell us your morning and night beauty routine?
Any upcoming news from Benefit we should look out for?
We are about to launch the biggest initiative ever! It’s a game changer for BROWS!
Ada pesan nggak untuk pembaca Female Daily yang tertarik untuk berkarier di bidang kecantikan, khususnya bekerja di beauty brands?
Sebetulnya bukan hanya di bidang kecantikan tapi mungkin secara umum. Always work with your heart. Hidup itu kan berupa pilihan. Jika sudah siap memilih karier apapun industrinya, jalankan sepenuh hati dengan segala konsekuensinya. There is no shortcuts!
Image may be NSFW. Clik here to view.
Last but not least, tell us your beauty philosophy!
Beauty is all about being comfortable in your own skin. Be you, but better :)
Mungkin kamu satu dari 8000 followers Lulut Marganingtyas? Fashion blogger yang quirky ini enggak neko-neko soal makeup. She finds comfort in winged eyeliner and bold lips.
Pertama kali tahu Lulut, adalah karena kita satu almamater di Universitas Indonesia. Sering lihat sosoknya wara-wiri dengan gaya yang tergolong “ajaib” untuk ukuran ke kampus. Enggak heran kalau beberapa tahun kemudian, kita ketemu lagi sebagai interns di sebuah majalah remaja asal Australia. She as a stylist, dan saya sebagai lifestyle writer. Saya sama sekali enggak kaget sih, melihat Lulut yang sekarang tambah eksis sebagai fashion blogger.
Sekarang, bahkan Lulut juga sudah sering terlihat di acara-acara beauty brand. Punya signature makeup look juga penting bagi cewek yang hobi browsing ini. Apa aja sih must have makeup Lulut Marganingtyas, untuk tampil OOTD ready? Read on to find out.
Lulut, ceritain dong awalnya fashion blogging hingga punya banyak followers!
“Aku bikin Tumblr tahun 2011, tujuan awalnya untuk accommodate portfolio aku sebagai freelance stylist. Tapi aku ngerasa sepi yah, kalau isinya portfolio aja. Akhirnya aku isi juga sama review-review fashion dan style aku. Kalau sekarang ini, lebih ke personal style dan review event or product.”
How would you describe your style?
Edgy with the touch of sporty and quirky. Aku suka item yang unik dan banyak detailnya. Aku bukan tipe perempuan yang terlalu feminin, terlalu tomboy, terlalu girly dan sebagainya. Aku suka mencampur banyak gaya.
Sekarang juga sudah sering nongol di acara beauty. Is makeup as interesting to you as fashion?
Menurutku beauty dan fashion itu compliment each other yah. Beauty dan fashion itu satu paket untuk menunjang penampilan. Aku biasanya hanya mencoba produk yang memang diberikan untuk aku. Jadi, aku enggak pernah beli makeup atas inisiatif sendiri atau karena penasaran. Kalau untuk pengaplikasian makeup nya pun, aku enggak berani keluar dari comfort zone. Karena kulitku warnanya cokelat, aku ngerasa agak tricky kalo mau main-main sama makeup.
Itu kah alasan kamu selalu tampil dengan signature makeup winged eyeliner, bold lipstick...
Yup, bold liner and lipstick are my signature. Pakai winged eyeliner itu wajib banget hukumnya. Kalau lipstik, aku sukanya yang matte. Aku punya banyak warna dari merek L.A Girl dan Maybelline.
Untuk rambut, apapun gayanya, poniku harus tetap on. Poniku itu signature style aku juga.
Saat hamil selain bentuk tubuh yang berubah, hormon pun ikutan berubah. Yuk, cari tahu cara Josephine, Top Reviewer Female Daily mengatasi masalah tersebut.
Apa sih permasalahan kulit yang kamu alami saat sedang hamil saat ini dan bagaimana cara kamu mengatasinya?
Karena pengaruh perubahan hormon selama kehamilan ini kulit wajahku berubah menjadi berminyak di area tertentu. Problem lain yang aku temui adalah kulitku berubah menjadi kusam. Mungkin penyebabnya karena aku membatasi penggunaan skincare dan tidak lagi menggunakan produk yang memberikan efek brightening. Untuk mengatasi kulit kusam tersebut sekarang aku maskeran seminggu 3x dengan bedak dingin yang bahan dasarnya berupa beras. Manfaat beras yang terkandung dalam bedak dingin mampu mengembalikan rona cerah di wajah secara alami, selain itu beras juga dapat menyerap minyak berlebih di wajah.
Sejak kuliah aku mulai rajin pakai pelembap dan sunblock, karena dulu sering panas-panasan. Hal ini juga menjadi penyebab kulitku menggelap, maka aku mulai rajin luluran dan maskeran. Sebenarnya aku udah suka luluran dan maskeran sejak kelas 5 SD. Karena dulu terobsesi punya kulit yang bersih seperti putri kraton. LOL. Tetapi SMP-SMA jarang luluran dan maskeran lagi karena bany
ak kegiatan di sekolah.
Siapakah beauty muse / beauty influencer yang membuat kamu jadi peduli atau jadi tertarik untuk merawat kulit wajah, tertarik pada makeup?
Awal ketertarikan pada makeup dipengaruhi oleh Sineady Cady. Dulu aku lihat videonya masih biasa aja sih.Tapi karena videonya nggak terlalu panjang karena per kategori, misal how to apply highlighter like a pro, how to apply blush like a pro, dll. Basic-nya Sineady Cady sekolah di makeup artistry jadi kalau lihat videonya berasa lagi kursus di sekolah makeup beneran.
Apa saja sih beauty products yang selalu ada di dalam makeup pouch kamu?
Blotting paper, karena semenjak hamil kondisi kulitku yang tadinya kering berubah menjadi kombinasi. Pressed powder buat touch up setelah penggunaan blotting paper. Terakhir, stained lip balm, penting banget biar muka nggak keliatan pucat dan bibir tetap lembap.
Sebutkan 5 beauty products favorit kamu
Nature republic aloe vera 92% soothing gel, produk multi fungsi ini bisa dipakai di seluruh badan bahkan rambut. Efek cooling sensation-nya bikin fresh lagi, wanginya juga enak dan nggak terlalu kuat.
Hada labo gokujyun ultimate moisturizing lotion, produk ini ringan di wajah, melembapkan kulit tanpa membuatnya makin berminyak. Aku pakai ini sebelum memakai Nature Republic Aloe Vera 92%Soothing gel pada wajah.
Viva Skin Food Cream, kulit kakiku termasuk dalam jenis sangat kering. Body lotion biasa nggak akan sanggup mengatasi masalah ini.
Girlactik matte lip paint, lip cream ternyaman yang pernah aku coba. Ringan banget di bibir, nggak retak, warnanya pigmented.
The Balm Mary-Lou Manizer, karena aku sangat menyukai wajah yang glowy. Highlighter ini nggak overshimmery dan nggak gampang bubar di wajah meski sudah lama dipakai.
Seperti apa rasanya tumbuh di tengah keluarga pembuat parfum? Saya tanya langsung pada Giovanni Rancé, yang merupakan generasi ke-7 dari keluarga brand legendaris Rancé 1795.
Enggak hanya mencoba dua parfum terbaru Rancé 1795, yaitu Hortense dan Héroïque, beberapa minggu lalu saya juga sempat ngobrol-ngobrol dengan Creative Director Rancé, Giovanni Rancé. Sebagai keturunan ke-7 keluarga Rancé, kini Giovanni bersama ibunya merupakan sosok di balik kreasi-kreasi parfum terbaru Rancé 1795 yang bermarkas di Milan, Italia.
Sambil mimik-mimik cantik, Giovanni bercerita tentang pilihan Rancé yang tidak pernah memakai model, kenapa dia meninggalkan dunia keuangan, hingga tips bagi saya yang susaah banget lepas dari parfum vanila.
I notice Rancé enggak pernah memiliki muse model, artis dan sebagainya. Apakah ini disengaja?
Memang, tapi kita punya fans dari high society, seperti raja dan ratu Belgia, dan juga royal family dari berbagai negara. Seorang muse memang bukan poin utama kita dalam brand Rancé 1795. Itulah yang membedakan kita dengan banyak parfum mainstream kebanyakan zaman sekarang.
Most of them have a short life span, because they sell the muse, dan aromanya tidak unik karena dibuat agar bisa diterima oleh sebanyak mungkin orang. Di Rancé, we're all about mixing heritage and creativity.
Speaking of unique, lucunya, dari dua parfum yang di-launch hari ini, saya lebih tertarik dengan Héroïque, padahal ini ditujukan untuk laki-laki.
Actually it’s quite shareable, jadi enggak heran kalau kamu, sebagai perempuan, juga suka dengan wanginya. Kita suka mencampur berbagai notes yang universal, sehingga bisa diterima antar gender. Hortense, atau parfum lama Rancé, Leticia, juga sangat bisa dipakai oleh laki-laki.
Interesting! Giovanni, kalau kamu enggak jadi creative director Rancé yang merupakan warisan keluarga, what would you do?
Well, I grew up in this world. Dari kecil aku sudah suka jalan-jalan keliling museum Rancé, and it was very stimulating. So it was a passion, of course. Aku sekolah jurusan administrasi bisnis, dan setelah lulus aku keliling Eropa, bekerja di bidang keuangan. Lalu aku kembali ke Milan, dan sempat kerja juga sebagai researcher di sebuah universitas selama dua tahun sambil menangani Rancé. But then I decided, ingin fokus pada Rancé saja.
Then again the perfume world is fantastic, karena ini mempertemukan kerja kreatif dengan seni.
Bagaimana cara kamu menentukan, sosok ini, atau event itu, akan menjadi inspirasi parfum Rancé berikutnya? Is it more like a Eureka moment?
Yes and no. Bisa dari satu kejadian, atau beberapa hal sekaligus. Kadang inspirasi datang setelah traveling, setelah membaca satu buku, atau setelah membaca suatu essay.Normally the inspiration is a selection between different inspirations. Kita juga berusaha wujudkan inspirasi itu lewat desain kemasan.
Tadi aku mencoba Hortense yang wanginya oriental, which is so me. Aku suka banget aroma vanila, and it has even been “my scent”. You do perfumes for a living, what do you say about this?
Hmm...di dunia ini ada banyaak banget jenis aroma. Itulah yang menarik, karena kita bisa gonta-ganti parfum sesuai mood kita. But like you said, perfume is also a very personal thing. Kamu sudah attached dengan vanila, maybe next kamu bisa eksplorasi aroma berjenis oriental lainnya!
Jika ada satu produk makeup yang bisa menyatukan semua perempuan, pasti lipstick jawabannya. Nggak heran kalau member FD banyak banget yang hobi koleksi lipstick, Rizki Madina, atau yang akrab dipanggil Momo!
Sama seperti Vani, saya juga baru bertemu dengan Momo di acara FD Members Playdate. Saat itu, kebetulan temanya adalah drugstore makeup, jadi Momo membawa koleksi liquid lipstick drugstore-nya untuk di-swatch bareng-bareng. Kalau kamu penasaran dengan koleksi liquid lipstick Momo dan ingin tahu produk apa saja yang jadi favoritnya, simak obrolan saya dengan Momo di bawah ini! Image may be NSFW. Clik here to view.Hai Momo, sejak kapan mulai tertarik dengan makeup dan kapan mulai join di Female Daily?
Halo! Gue kayaknya mulai tertarik sama makeup dari jaman masih kecil, siapa sih yang nggak suka nggrasakin makeup Ibu? Foto-foto zaman masih kecil aja udah pakai lipstick Ibu. Hahahaha. Gue mulai benar-benar into makeup sejak lulus kuliah S1 dan kerja, berhubung dulu kuliah di kampus teknik dan dulu tuh, nggak lazim di kampus lihat cewek pakai makeup di tahun itu.
Gue join FD sejak Oktober 2012 dan nemu FD juga nggak sengaja, lagi cari-cari review produk makeup dan skincare, eh, nemu link FD di halaman pertama. Kemana aja gue baru tau ada forum begini? Heaven! Hahaha.
Gaya makeup seperti apa yang jadi favorit kamu?
Saat ini, gue lebih suka makeup yang simpel dan safe for work. Untuk sehari-hari kalau mesti keluar rumah, yang wajib gue pakai cuma loose powder, eyebrow pencil, volumizing mascara, peach-brown blusher dan matte lipstick. Gue jarang pakai eyeliner untuk sehari-hari. Untuk special occassions, gue lebih suka soft smokey eyes dan pakai bold matte lipstick.
Kalau dilihat dari akun IG, kamu banyak review lipstick. Sejauh ini brand apa yang lipsticknya paling kamu suka?
Gue nggak bisa milih! Hahaha. Ini pertanyaan paling nggak bisa gue jawab karena semua lipstick ada plus minus-nya. Ada yang warnanya bagus, tapi teksturnya nggak enak dan bikin kering. Ada yang teksturnya enak, tapi nggak tahan lama. Gue suka tekstur matte karena bibir gue termasuk tebal.
Ada nggak lipstick yang lagi sering banget dipakai sekarang?
Ada dua lipstick yang sering aku pakai akhir-akhir ini. Ofra shade Mocha dan NYX Lingerie shade Exotic. Kedua warna ini jadi warna pilihan kalau aku nggak tau lagi mau pakai apa, jadiujung-ujungnya pasti milih ini. Mocha ini jadi nude lipstick di kulitku yang medium-tan tanpa bikin kulit kusam. Teksturnya juga oke walaupun nggak transfer-proof.
Ada nggak yang ngehits banget tapi setelah kamu coba ternyata biasa aja? Lalu ada nggak lipstick yang nggak hits sama sekali tapi kamu suka banget?
NYX Soft Matte Lip Cream itu termasuk gagal total di aku, apalagi shade Antwerp yang dulu dicari sejuta umat.SMLC Antwerp ini jatuhnya gonjreng di kulit gue, dan aplikasin yapun patchy dan nggak nge-cover warna bibir gue yang gelap. Oh iya, gue juga nggak cocok dengan LA Splash Lip Couture, kering banget dan baunya gak nahan, kayak ngehirup kaporit.
Lipstick yang nggak nge-hits tapi menurut gue kualitasnya oke itu BH Cosmetics Liquid Lipstick shade Clara. Duh, jatuh cinta deh dari warna dan teksturnya. Mungkin ini kering bagi beberapa orang, mirip Colourpop, deh tapi lebih oke.
Sehari-hari biasanya pakai produk apa saja untuk makeup?
Sehari-hari gue pakai produk alis yang warnanya medium-brown karena muka gw galak. Sekarang L'Oreal Brow Stylist Definer shade Brunette. Mascara gw ganti-ganti antara pakai Maybelline Full n Soft Waterproof atau Maybelline Lash Sensational Waterproof. Loose powder pakai Revlon Touch n Glow Powder, murah meriah dan gak habis-habis. Blush pakai Jordana Powder Blush shade Mocha. Kalau lipstick tukar-tukar sesuai mood, but mostly liquid lipsticks.
Warna lipstick yang nggak kamu banget?
Coral dan blue-based light pink. Gue juga nggak bisa pakai nude lipstick yang warnanya beige pucat. Bukan karena nggak pede, tapi karena nggak cocok dengan warna kulit. Gue cenderung lihat efek warna lipstick ke kulit, karena kalau pakai warna yang pas, pakai makeup sedikit aja udah cukup, nggak perlu full face.
Lebih suka review makeup atau skincare?
Aku lebih suka review makeup karena lebih banyak area mainnya. Kalau skincare cenderung nggak berubah kalau sudah cocok.
Kalau seumur hidup cuma boleh pakai satu lipstick saja, lipstick merk apa dan shade apa yang akan kamu pakai?
Oh no! Apa ya.. Anastasia Beverly Hills shade Ashton sepertinya. Tapi gue akan beli banyak lip liner ya. Hahahaha, curang :D
Aktris Natasha Rizky punya produk Wardah andalan untuk no-makeup makeup look. Apa aja sih? Simak obrolan saya dengan Brand Ambassador terbaru Wardah ini!
Datang ke acara Muslim Fashion Festival 2016 beberapa waktu lalu, saya sempat ngobrol-ngobrol dengan aktris Natasha Rizky. Salut banget deh sama cewek yang akrab dipanggil Chaca ini. Walaupun perutnya lagi geday banget karena hamil delapan bulan, Chaca tetap gesit dan murah senyum. Padahal dia juga sibuk mengurus anak pertamanya, Megumi, dan datang ke berbagai acara sebagai Brand Ambassador ke-8 Wardah.
Pertama kita ngebahas soal sama-sama jadi hijaber yang relatif baru. Seperti saya, Chaca juga baru setahun terakhir tampil berhijab, dan mengaku struggle juga di awal transisinya.
"Memang ribet sih di dua bulan pertama. Tapi lama-lama juga biasa," ujar Chaca.
And of course, enggak mungkin saya enggak kepo soal produk Wardah yang selalu dipakai oleh brand ambassador-nya sendiri. Chaca sendiri mengaku saat ini punya produk Wardah favorit, baik untuk body care, maupun makeup.Wardah Pure Olive Oil ternyata jadi andalannya di masa kehamilan.
"Aku pakai olive oil Wardah untuk massage perut, karena saat hamil ini, kulit seputar kulit jadi kering, kan." ujar Chaca. "Wajib, dan ngaruh banget."
Gimana dengan makeup? Ternyata ada tiga produk makeup natural Wardah yang selalu Chaca pakai. In fact, tiga produk ini jadi andalan Chaca terlebih saat sedang hamil sekarang ini. Why?
"Ih, sumpah ya, aku sekarang lagi hamil jadi pucat banget mukanya. Kalau enggak makeup tuh suka sampai kelihatan urat-urat di muka. Maka, aku harus pakai makeup. Tapi tetap aku sukanya yang natural aja, no-makeup makeup look, deh."
Image may be NSFW. Clik here to view.
Untuk gaya no-makeup ini, tiga produk Wardah andalan Natasha Rizky adalah Wardah Lightening Perfect Bright Moisturizer, Wardah Luminous Two-Way Cake, dan produk terbaru Wardah Exclusive Matte Lip Cream. Tiga produk ini menurut Chaca udah cukup bikin dia kelihatan segar sehari-hari.
Namun di bulan puasa, Chaca punya tips tambahan untuk setiap cewek agar bisa tampil cantik. And no, it's not makeup related.
"Semakin sabar, semakin enak aura yang dilhat orang. Jangan suka mengeluh. Kalau hati enggak enak, kemana-mana juga jadi enggak enak dilihat orang. Dan jangan lupa, banyak minum air putih!"
Bicara tentang makeup artist ternama di Indonesia, nama Bubah Alfian pasti muncul di deretan pertama! Tentu saja, selain berbakat, Bubah juga ramah dan asyik banget diajak ngobrol!
Saat membawakan acara beauty workshop bersama Female Daily dan NIVEA bulan lalu pun, para peserta sangat antusias dan fokus menyimak tips-tips makeup dari Bubah. Diselingi dengan celetukan-celetukan Bubah yang membuat terhibur, beauty workshop yang biasanya serius pun jadi lebih santai!
Nah, di video kali ini, kami belajar 22 fun facts tentang Bubah seputar perjalanan kariernya, produk favorit, permintaan klien yang aneh-aneh, dan siapa selebriti yang bikin Bubah deg-degan saat makeup! It's a really fun interview and his cheery personality really shines through! Yuk, langsung tonton videonya di bawah ini. :)
Pevita Pearce kembali menjadi salah satu brand ambassador untuk sebuah brand kecantikan. Dan di kesempatan kali ini saya pun mengulik beauty regiment Pevita. Penasaran apa saja beauty produk yang dipakai Pevita?
Salah satu aktris muda Indonesia, Pevita Pearce, dikenal dengan karakter yang fun, cool dan selalu mencoba hal yang baru. Nggak heran beberapa tahun belakangan ini Pevita sudah menjadi brand ambassador di dua brand makeup dan skincare terbesar di Indonesia yaitu Garnier dan Maybelline. Dan baru-baru ini, Pevita Pearce digandeng oleh brand len Exoticon untuk menjadi wajah barunya.
Ketika ditanya perawatan lensa kontak yang baik seperti apa, Pevita mengatakan kalau dia selalu mencuci tangan sebelum menggunakan atau melepas lensa kontak. Tangan harus steril dan bersih, supaya terhindar dari mata merah atau iritasi. Selain itu, dengan tahap ini kontak lensa juga jadi lebih nyaman saat digunakan.
Selain rajin merawat kontak lensa, Pevita pun tetap merawat kulit wajahnya di malam hari. Walaupun sibuk dengan jadwal yang padat, pada malam hari Pevita masih mengguankan skincare lengkap seperti pembersih makeup, toner, serum dan pelembap malam, supaya kulitnya bebas dari permasalahan kulit. Dan untuk produk yang digunakan adalah Garnier, dan salah satu yang menjadi kesukaan Pevita adalah Garnier Moisture Rescue Gel. Sayangnya, produk ini belum available di Indoensia.
"Iya aku beli face gel itu waktu di Amerika, dan itu enak banget dipakai karena terasa dingin dan bikin wajah segar."
Untuk makeup sehari-hari ketika sedang off duty, Pevita lebih memilih untuk makeup yang natural dan ringan. "Kalau lagi kerja kan selalu makeup yang agak tebal, jadi kalau lagi off duty aku pingin yang simpel. Jadi aku cuma pakai mascara dan lipstick saja. Untuk produk andalan aku adalah Maybelline mascara dan Velvet Matte lipstick no 11. Kalau ngintip isi makeup pouch aku isinya juga hanya penjepit bulu mata, mascara dan beberapa pilihan warna lipstick, mulai dari nude sampai merah."
"Ada dua orang yang aku suka di Indonesia, yang pertama Ryan Ogilvy karena makeup nya nggak merubah tampilan muka dan hasilnya flawless banget. Lalu makeupnya untuk iklan, photoshoot atau sehari-hari juga tetap baguss. Nah satu lagi yang aku suka itu Bubah Alfian, karena Bubah itu bisa menonjolkan sesuatu hal yang berbeda pada wajah aku."
Trend Makeup yang Enggak Akan Dicoba
"Sulam Alis dan tanam benang atau filler! Karena aku takut aja dan aku juga sudah sangat mensyukuri apa yang Tuhan sudah berikan ke aku. Aku juga takut aja, nanti ada efek buruk ke depannya."
Ada yang punya rencana liburan dalam waktu dekat ini? Coba deh, simak tips seputar beauty dan traveling dari salah satu Top Member kami, Angela Jessica!
Saat pertama kali bertemu Jess di acara FD Makeup Playdate, I was immediately struck by how friendly she is. Kalau member-member lama FD sih, sudah nggak perlu dikenalin sama Jess, ya, karena Jess pun dulu pernah muncul di Youtube channel FD. Kali ini saya nggak akan nanya-nanya tentang cara membuat bulu mata spidery khas Jess, tapi seputar beauty dan traveling. Penasaran? :)Image may be NSFW. Clik here to view.
1. Sebagai beauty enthusiast yang punya banyak makeup dan skincare, setiap kali packing repot nggak, sih?
Iya repot, nih! Packing baju selalu sebentar, packing skincare dan makeup yang lama. Skincare repot nyesuaiinnya (more details later!), makeup lebih lama lagi karena banyak mikir, nanti mood nya mau seperti apa, colour tones and theme nya apa, hari pertama mau sun-kissed and blushed, hari kedua mau retro pale ala Dita Von Teese, dan seterusnya. Hahaha.
2. Gimana cara memilih produk skincare yang akan dibawa dan enggak? Ada yang dipindah-pindahin ke botol kecil dulu enggak?
Standarnya aku pasti harus bawa cleanser, toner, serum, dan eye cream. Kalau aku harus travel light mau nggak mau aku harus pindahin ke botol kecil, tapi biasa I avoid that at all cost karena aku nggak suka kalau produk sempat terkena udara saat dipindahin. Jadi kalau bisa aku bawa full size, aku bawa sih full size di koper. Aku juga kan skincare junkie, jadi skincare samples-ku cukup banyak, hahaha..
3. Ada trik khusus nggak untuk packing beauty products supaya nggak rusak atau bocor?
Setiap tutup kemasan beauty products wajib ditutup rapat dengan selotip, kemudian dilapis dengan tissue, baru dibungkus plastik. That's it!
4. Ada yang berubah nggak dari skincare routine saat sedang traveling?
Aku biasa bawa yang lebih netral dan basic purpose skincare untuk travel - skincare with antioxidants ingredients will win my luggage space! I avoid any major exfoliator or super-rich anti aging and the likes.Oh, I also load up on face masks!
5. Ada nggak produk yang wajib dibawa saat traveling?
Makeup: The basics.. and a multi-purpose product (cheek & lip cream)
Skincare: Sunscreen! Lalu.. Oil cleanser, foam cleanser, toner, serum, eye-cream, face mask (happy kan malem-malem pasang masker sambil liatin foto-foto yang diambil siangnya, OR kalau lagi dinas kerjaan, sambil review-review kerjaan balas email maskeran haha).
Ternyata wajibnya banyak ya... hahaha
6. Gimana caranya menyesuaikan makeup dan skincare dengan tujuan wisata?
Dari musimnya! For spring summer I'll reach for bright colours, happy pinks and fresh oranges.For fall winter I'll pack my deep reds and browns.
Kalo skincare, cleanser dan eye cream-nya sama. Beda di toner, serum dan face masks-nya.. For spring summer aku biasanya bawa yang light, clarifying,and antioxidants. Untuk fall winter aku bawa yang lebih moisturizing and rich.
7. Pernah nggak jalan-jalan bare-face saat liburan?
NEVER! Oh, wait. I once lost my entire luggage when I travelled to Italy. I went barefaced the next day. Tapi.. Aku sempetin beli eyeliner dong, di drugstore. Hahaha.
8. Gimana cara mengambil foto yang bagus dan Instagrammable? :D
Look for windows and sunlights. Sebisa mungkin hindari indoor lighting yang terlalu kuning, aim for 7AM - 10AM or 3.30PM to 5PM, you get a warmer hue which is very nice. Untuk pagi biasanya lebih "bersih", sore lebih "hangat" pencahayaannya. Get a good camera phone yang bisa "macro" dan focus - biasa aku foto feature satu atau dua barang, the hero product. Around it, use props, accessories (earrings, bracelets, necklaces), flowers, magazines as a background.
9. Kalau lagi traveling, sering belanja beauty products juga nggak? Selain nyari yang nggak ada di Indonesia, biasanya apa yang dicari?
Always! Kalo tujuanku urban areas, aku pasti mampir ke makeup store dan drugstore.. Aku biasanya cari produk yang limited edition atau local products di sana. Palingan aku nyari new releases for perfumes in the airports.
10. Punya tips belanja makeup di luar negeri nggak? Sejauh ini, negara atau kota mana yang paling asyik untuk belanja beauty products?
Hong Kong and Japan are the BEST.
11. Kalau cuma boleh bawa 1 produk makeup aja selama traveling, what would you bring?
Mmmmm... This is super hard, but maybe eyeliner. I'd rather not travel! Hahaha, what's the joy of traveling if you can't wake up and makeup and be a pretty stranger somewhere? :)
Affi Assegaf berkesempatan untuk bertemu dan ngobrol bareng Maggie and Annie, anak dan keponakan founder Benefit Cosmetics. Apa aja sih yang diobrolin?
Kayaknya nggak akan ada lagi orang yang lebih tau tentang brand Benefit selain dua perempuan yang tinggi menjulang ini. Both of them seem to personify Benefit brand perfectly. They were both beautiful, fun but also very friendly and humble. Walaupun pasti lelah, mengingat mereka harus bertemu dengan puluhan media hari itu, mereka tetap menyambut saya dengan senyuman lebar sambil menyapa dengan hangat. Apa aja sih yang kami obrolin?
Hi Maggie, Hi Annie. Ceritain dong, sehari-harinya kalian ngapain aja sih di Benefit?
Maggie: Selain berdansa di panggung? Hahaha Kami sebenarnya punya desk job dan juga punya pekerjaan yang sekarang kamu lihat ini. Saya adalah Account Manager dari salah satu channel penjualan kita, yaitu Home Shopping Network, di mana saya dan Annie akan tampil depan TV dan menjual produk-produk Benefit.
Annie:Desk job saya, titlenya agak lucu sih, yaitu Guardian of the brand's DNA artinya adalah saya menggarap program-program edukasi bagi karyawan baru Benefit gimana caranya membuat brand ini seperti "hidup", gimana cara menjelaskan tentang brand kita ini lewat sebuah cerita yang fokusnya adalah what we do, why we do it and how we do it dan juga memastikan kita selalu bergerak ke arah yang tepat.
Nah ngomongin soal guardian of the brand's DNA, DNA brand ini kan memang mengalir di darah kalian. Menurut kalian apa sih yang nggak berubah dari Benefit, sejak diciptakan 40 tahun yang lalu sampai sekarang?
Menurut saya sih yang belum berubah adalah sentuhan playfulness, fun dan juga produk kecantikan yang kami tawarkan, yang konsepnya adalah mudah digunakan oleh semua perempuan dan juga laki-laki. Dulu waktu pertama kali muncul, Benefit dianggap sebagai brand alternatif dari brand-brand yang lebih tradisional seperti Estee Lauder atau Clinique yang kita biasanya kenal dari ibu atau bahkan nenek kita. Waktu Benefit muncul, kita bisa dibilang mendobrak batasan antara makeup artist profesional dengan konsumen. Kita inginnya sih menempatkan diri di level yang sama dengan mereka. Nah itu yang masih tetap sama sampai sekarang. Kamu bisa liat hal itu di produk alis yang baru kita luncurkan. Karena banyak orang yang melihat gambar-gambar alis yang sangat artistik di sosial media dan mereka nggak tau gimana cara bikinnya. Bahkan mungkin mereka juga nggak pengen bikin alis seperti itu tapi mereka tetap ingin melakukan sesuatu dengan alis mereka. Nah kita ingin menjembatani hal tersebut dan sepertinya itu hal yang berhasil kita lakukan sejak awal.
Gimme Brow, sudah pasti. Karena Gimme Brow ini seperti produk perkenalan untuk orang yang masih pemula. Kami adalah problem solving brand danitu adalah bread and butter kami. Kami menciptakan produk-produk kecantikan yang memberikan hasil instan dan menyelesaikan semua dilema kecantikan para perempuan. Tiap kami muncul di Home Shopping Network di sini (Amerika Serikat - red) yang kita lakukan setiap 6 minggu sekali, setiap kali kita mengaplikasikan Gimme Brow ke model, telfon tidak berhenti berbunyi loh. Women flip out over it karena ini seperti transformasi instan. Kamu tidak harus jadi makeup artist, kamu bahkan tidak harus precise-precise banget. Tinggal pakai aja dan kamu bisa dapetin alis yang kamu suka. Nah kami melihat reaksi para perempuan yang nggak kerja di dunia beauty terhadap koleksi ini, di mana mereka melihat semua produk di-display secara lengkap, di butik kami maupun Sephora, dan ternyata mereka tidak terintimidasi tuh. Mereka langsung melihat dilema yang ada di display dan berusaha mencari dilema yang paling mirip dengan yang mereka alami dan mulai bermain-main dengan produk yang ada. Mereka menghabiskan waktu sekitar 30-35 menit loh hanya mencoba-coba produk alis kami, and that's great!
Annie: dan sepertinya sih kami melakukan dua hal sekaligus. Kami menampilkan dilema yang biasanya dialami para perempuan, tapi kalau mereka tidak tau dilemanya apa, ada fotonya loh! Jadi mudah sekali untuk menemukan brow dilema yang mereka alami lewat display produk ini.
Image may be NSFW. Clik here to view.
Apa sih alasan Benefit mulai membangun otoritas di kategori brow? Apakah terjadi secara organik atau memang udah direncanakan?
Hmm sebenarnya dua-duanya sih. Dari dulu banget, bahkan sebelum dinamakan Benefit dan masih bernama Face Place, kita udah punya brow menu di tahun 1980 di mana ada beberapa produk alis yang kita tawarkan. Jadi memang alis sudah menjadi bagian dari brand Benefit sejak dulu. Tapi memang 2-3 tahun belakangan ini, kami melakukannya dengan lebih strategis, yaitu dengan diluncurkannya koleksi alis ini. Kami benar-benar mendengarkan keluhan dan pertanyaan dari para perempuan di manapun, termasuk di YouTube channel kami. Dan rata-rata pertanyaan pertama mereka adalah "Gimana sih caranya ngebentuk alis yang bagus?"
Itu juga pertanyaan yang sering ditanyakan di Female Daily loh.
Ya kan? Tapi kok seperti belum ada yang memikirkan solusinya ya. Belum ada yang mengeluarkan koleksi alis yang super lengkap. Mungkin ada brand lain yang punya pensil alis, brow powder dan lain-lain, tapi belum ada yang menawarkan koleksi dengan produk yang luas. Daripada keduluan, mendingan kita yang melakukannya! Hahaha Eh tapi kami sebenarnya bisa dibilang udah jadi brow authority sejak tahun 1976 loh. Karena Benefit adalah satu-satunya brand kosmetik yang menawarkan jasa alis (brow wax), yang artinya kami tau tentang alis lebih dalam dari orang lain karena ini merupakan komitmen yang serius. Kami punya pengetahuan yang sangat luas tentang alis, ditambah pengalaman kami selama beberapa tahun ini saat mulai fokus ke alis dan juga kenyataan bahwa ada jutaan perempuan yang ingin melakukan sesuatu dengan alis mereka tapi nggak tau harus pakai produk apa. Jadi jelas sih bahwa kita harus menyelesaikan dilema itu. Kami juga menanyakan para staff di Sephora, apa sih pertanyaan yang paling challenging yang ditanyakan oleh pelanggan kalian? Mereka jawab "Alis." Karena para staff Sephora itu bingung harus membawa pelanggannya ke brand mana kalau ada yang tanya soal alis. Mungkin mereka bisa dibawa ke MAC, dan menemukan pensil alis. Ke Make Up For Ever, dan ketemu pensil alis lagi. Tapi nggak ada tuh yang namanya brow destination yang benar-benar bisa menyelesaikan dilema alis apapun yang dialami para perempuan tersebut. Jadi kita pikir, we gotta create that.
Jadi kayak one-stop brow shopping gitu ya?
Exactly. Kalau masih ada juga yang butuh produk lain yang nggak ada di koleksi ini, saya nggak tau lagi deh masalah alis seperti apa yang dipunyai orang tersebut Hahaha
Hahaha mungkin udah berat banget tuh masalah alisnya. By the way, menurut kalian, Benebabes tuh seperti apa sih?
Mungkin terdengar agak cheesy, tapi kita selalu bilang bahwa Benefit itu untuk orang yang young at heart, bukan yang muda beneran. Biasanya orang berpikir Benefit lebih cocok untuk perempuan yang muda karena warna brand yang "pink banget", image yang playful dan penuh warna. Tapi formula produk kami top quality loh. Kami adalah brand-nya LVMH (LVMH Moet Hennessy - Louis Vuitton perusahaan yang menaungi banyak brand luxury di dunia - red), mereka nggak mungkin mengeluarkan produk dengan formula yang jelek karena kita semua punya reputasi yang perlu dijaga. Kami hanya menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, dan kami punya akses ke laboratorium terbaik dan kami memanfaatkan itu semua. Jadi walaupun packaging produk Benefit playful dan fun, tapi tetap saja ini produk yang prestige. Kami juga sekalian ingin mengedukasi orang bahwa kamu tetap bisa playful dan fun kok walaupun udah nggak muda lagi.
Ok terakhir nih, kalau kamu cuma boleh pilih tiga aja produk Benefit, what would be the products you really can't live without? Di luar produk alis yaa.
Maggie: Ih kenapa sih kalian seneng banget nanyain pertanyaan ini? Susah loh ngejawabnya. Kalau di luar alis, hmm Hoola, saya terobsesi sama Hoola. Fake Up concealer dan They're Real Mascara.
Sekar Arum, atau biasa dipanggil Arum, adalah beauty blogger Indonesia pertama yang rajin saya kunjungi blog-nya. Siapa sih, yang nggak pernah baca Racun Warna Warni?
Jauh sebelum beauty blogger semakin menjamur sekarang ini, saya suka banget baca tulisan-tulisan Arum. Bahasanya rapi, enak dibaca, dan ulasannya pun jujur. Nggak pernah ada yang dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangkan. She tells it like it is.
Selain itu, Arum juga banyak menulis review tentang produk-produk lokal, jadi setiap kali saya sedang hunting skincare atau makeup lokal yang terjangkau tapi tetap berkualitas, blog Arum jadi salah satu referensi saya. Range produk yang di-review juga luas banget, nggak hanya kosmetik saja tetapi juga produk rambut, bath and body, parfum, dan lain-lain.
Nah, berhubung sebentar lagi kita akan merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia, saya pikir seru juga nih, ngobrol-ngobrol dengan Arum seputar produk kosmetik lokal. Pasti banyak banget insight yang bisa di-share oleh Arum. Simak obrolan saya dengan Arum di bawah ini!
Image may be NSFW. Clik here to view.1. Hi Arum, brand kosmetik lokal kan lagi naik banget popularitasnya di Indonesia. Apa pendapat kamu tentang ini?
Wah, sebagai pecinta produk lokal sejak dulu, aku sih seneng banget. Karena makin banyak brand-brand baru bermunculan, jadi makin banyak yang bisa dipilih dan dicoba. Terus juga makin banyak beauty enthusiast yang nggak malu-malu buat ngomongin make up lokal, jadi tambah gampang aja cari review mengenai kosmetik lokal. Secara kualitas dan varian produk, brand-brand lokal juga mengalami kemajuan drastis loh dibanding 3-5 tahun yang lalu. Happy deh!
2. Memangnya ada kecenderungan beauty bloggers untuk "malu" ngomongin makeup lokal, ya?
Iya, menurutku sih dulu semacam ada kesan malu karena produk lokal dipandang barang "murah". Pas pertama kali aku belajar dandan, brand lokal belum sebanyak sekarang. Belum ada Beauty Story,Emina, Rollover Reaction, dan sebagainya. Kalau nggak salah bahkan Make Over juga belum ada, deh.
Dulu beauty blogger Indonesia kan juga masih sedikit, dan kayaknya semuanya bahasnya brand luar yang mahal-mahal. Bahkan aku pernah baca ada kata-kata semacam "Sebenernya nggak cocok sih pakai produk X (brand luar) tapi ya mau gimana lagi, daripada pakai Viva?"
Menurutku sih dulu masih ada rasa gengsi yang tinggi :)
3. Nah sekarang kan udah banyak banget nih brand lokal yang bagus-bagus, ada nggak produk lokal yang lagi ingin dicoba?
Aduh, banyak banget deh sebenernya yang belum saya cobain, dan rasanya pengen nyobain satu-satu semuanya. Tapi salah dua yang lagi ngehits dan pengen banget saya beli adalah liquid lipstik BLP Beauty dan Rollover Reaction. Apalagi pas liat swatch sister di chanel youtube Female Daily tuh, makin kepengen.
Oh, sama kepengen nyobain brand Amaranthine sih. Brand ini kayaknya belum banyak yang ngomongin dan konternya juga nggak banyak. Tapi sekilas ngeliat lucu-lucu banget baked bronzer, highlighter, blusher, dan eyeshadow-nya.
4. Produk lokal apa yang lagi jadi favorit sekarang ini?
Saat ini saya lagi suka sama Zoya Eyebrow Pencil dan Mineral Botanica SMLC. Tapi untuk all time favorit saya itu Sariayu Palette eyeshadow 25th dan Pixy Eye & Lip Make Up Remover :D.
Image may be NSFW. Clik here to view.
5. Menurut Arum, brand kosmetik lokal kira-kira harus banyak ngeluarin produk apa? Tentunya selain liquid lipstick yang lagi menjamur banget sekarang.
Brush set yang kualitasnya bagus. Setahu saya baru Mineral Botanica yang ngeluarin Brush Set yang cukup lengkap dan harganya sangat terjangkau.
6. Kira-kira apa yang harus di-improve oleh brand lokal dengan produk-produknya yang sudah semakin banyak?
Packaging-nya harus ditingkatkan lagi, sih. Ada beberapa brand yang kemasannya nggak menarik, padahal kualitasnya bagus kayak Inez, Viva, Ranee, Aubeau.Beauty enthusiast kan banyak yang meman hobi koleksi makeup, tapi kalau kemasannya kurang menarik kan males juga mau koleksi.
Selain itu, promosinya juga kurang menurutku. Ada beberapa brand yang barangnya susah dicari. Gimana orang mau mengenal kalau nyari produknya aja susah. Iya kan? :)
7. Apa yang menurut Arum jadi kekuatan brand kosmetik lokal sekarang ini? Berhubung persaingannya ketat banget dengan brand-brand luar yang udah terkenal.
Produk kosmetik lokal sekarang menurut saya kualitasnya udah bagus-bagus banget dan bisa diadu lah sama produk kosmetik luar. Produknya pun juga udah variatif. Jadi kita nggak perlu harus pre-order atau nitip temen kalau cuma pengen produk seperti BB cream atau Micellar Water, karena brand lokal pun udah ngeluarin.
Saya inget awal saya belajar make up dulu, BB cream tuh cuma ada produk Korea, dan itupun dapetinnya susah dan rasanya mahal banget untuk pemula. Selain gampang didapat (nggak perlu beli online), keunggulan lainnya adalah harganya yang relatif lebih terjangkau dan produknya juga dibuat sesuai dengan selera dan warna kulit kita.Image may be NSFW. Clik here to view.8. Ada nggak produk lokal yang dari dulu selalu di repurchase?
Banyak. Pixy Eye & Lip Make Up Remover itu setiap 6 bulan saya nyetok satu box :) Eyeshadow-eyeshadow dari Sariayu,Wardah dan Inez. Terus saya udah bertahun-tahun pakai pensil alis Fanbo, sebelum akhirnya sekarang pindah ke Zoya.
9. Paling kesal kalau ada yang ngomong apa tentang brand kosmetik lokal?
Paling kesel kalau ada yang bilang mahal dan kemudian bandingin sama harga brand luar. Sering kok ada temen saya yang bilang: “Nggak rela ah beli lipstik brand lokal tapi harganya di atas 100k”. Ya kalau memang kualitasnya bagus kenapa nggak rela? Apa lebih rela bayar 100k untuk brand luar, meskipun kualitasnya jelek, yang penting brand luar? :D
10. Kalau Arum punya beauty brand sendiri, kira-kira akan jual produk apa saja dan bakal kayak gimana konsepnya?
Wah ini seru sekali pertanyaannya! :D
Berhubung saya suka banget sama eye make up, kayaknya yang pertama saya bikin adalah eyeshadow palette dengan banyak warna, yang kualitasnya bagus dan super pigmented. Terus saya juga pengen bikin brush set yang kualitasnya bagus dan desainnya menarik.
Saya sih pengen bikin makeup yang banyak pilihan warnanya, kualitasnya bagus, harganya terjangkau, dan desainnya Indonesia banget :D.
Editor's Note: Ask Me Anything adalah program baru Female Daily dimana kami mengundang beauty influencer atau brand representative untuk berbagi pengalaman mereka di dunia beauty dan menjawab pertanyaan yang ditanyakan live oleh pembaca. Meet our first AMA Guest: Putricaya!
Image may be NSFW. Clik here to view.Kalau melihat saya 10 tahun yang lalu, kayanya agak mustahil deh, kalau saya, Putricaya Windiarti bisa end up as a beauty editor, apalagi beauty influencer/buzzer. Boro-boro kenal sama brand skincare high end atau yang namanya serum, perawatan wajah saya hanya sebatas obat dokter, atau termakan rayuan iklan krim wajah.
Yah, pernahlah sekali-kali ditraktir skincare department store sama Mama. Makeup? Cuma modal jepit bulu mata (walaupun sudah ngerti Shu Uemura, sih) dan petroleum jelly untuk mengunci kelentikannya, sisanya minjem punya Mama saja, thank you very much.
Nah setelah lulus kuliah, saya sempat bekerja sebagai Account Executive di sebuah majalah lifestyle (Her World). I hated the job, but I thought the editors always had the most glamorous life. Tapi saya nggak kepikiran sama sekali untuk mencoba nyebrang ke sisi redaksi. Nggak pede juga, karena nggak ada background jurnalistik maupun komunikasi.
Kemudian sempat luntang-lantung di bidang marketing selama setahun, mencari jati diri, tapi ya kok belum ketemu juga. I was still empty inside. Berhubung menggeluti bidang marketing yang mengharuskan saya tampil presentable, saya sudah mulai 'centil' dan menabung makeup.
Apalagi waktu jadi AE di Herworld, saya lumayan banyak dapat goodie bag yang isinya produk beauty! Hingga akhirnya, seorang teman menawarkan lowongan sebagai 'Beauty Assistant' di majalah Marie Claire yang waktu itu baru mau launching di sini, dan langsung saya sambut dengan gembira.
Image may be NSFW. Clik here to view.Dari dulu saya memang senang membaca majalah, dan artikel yang paling saya suka itu bagian Beauty, terutama yang bersifat 'feature' alias ada unsur experience-nya. Misalnya, artikel tentang pengidap Body Dysmorphic Disorder, atau kecanduan surgery, anything related to my background in Psychology.And I was also a huge fan of Eva Chen back when she was Teen Vogue's Beauty Editor, her brilliant product curation and writings.
Apalagi ketika mengingat all the perks and goodies of working in a lifestyle magazine back then, makin 'panas' semangat saya, meskipun menjadi Beauty Assistant itu artinya harus memulai dari nol. Untungnya, meskipun saat itu belum doyan dandan, saya mulai rajin mengamati beauty trend dan mempelajari dengan detail mengenai skincare dan makeup, walaupun belum sampai tahap beli-beli karena belum mampu, hehe. But regardless of how 'effortless' (baca: pemalas) i looked, i always have a huge passion in beauty and found myself to be constantly challenged by this subject.
However, it wasn't a smooth, easy journey. Memang sih, jobdesc seorang redaktur kecantikan kedengerannya menyenangkan: datang liputan, makan gratis, pulang-pulang dibekali goodiebag dan rilis, sampai kantor tinggal ketik ulang, kurang lebih begitu. But in reality, 'Beauty' is a complex subject that requires a sharp writing, numerous research, huge passion and energy, also curious and creative mind. Ternyata menulis tentang kecantikan itu tidak gampang.
Selain belajar menulis di bawah gemblengan para editor senior yang tegas, saya juga belajar merencanakan dan mengarahkan pemotretan Beauty, which also means dealing with moody Russian models whose vocabulary extended to 'Hello' and only wanted to eat cucumber for lunch.
Setelah setahun di Marie Claire, saya pun pindah ke CLARA sebagai Beauty Editor, di bawah bimbingan Boedi Basoeki dan Samuel Mulia, the best mentors anyone could ever ask for, and had the best time of my life there.
Karena CLARA merupakan majalah independen dan non-franchise, kami para redaktur didorong untuk berimajinasi seliar mungkin dalam meramu tulisan maupun konsep pemotretan.
Image may be NSFW. Clik here to view.Kami pun ditantang untuk mengasah kemampuan wawancara dengan cara 'dijebloskan' langsung untuk mewawancari high profile public figure setiap bulan. Berhubung di CLARA saya solo karir dalam memegang rubrik kecantikan, saya jadi lebih bebas bereksplorasi, dan saya diperbolehkan untuk mengulas dengan jujur alias tidak harus selalu sugar-coating supaya pengiklan terhibur. Saya juga sering diberi kesempatan untuk memperbanyak cap di pasport, sampai mencapai taraf jumawa dan mengalami fase "bosen ah naik pesawat mulu", haha.
It was a truly challenging and enriching experience for me, and I still relive it inside my head a lot of times.
Setelah beberapa tahun di CLARA, saya mulai jenuh dan ingin mencari tantangan baru. No such thing as a coincidence, saat itu Mbak Hanzky menawarkan saya untuk bergabung dengan Female Daily.
What better way for me to start in the digital beauty world? And Female Daily totally opened another new world for me. The forum is like a beauty mecca for people who are seriously, immensely passionate about beauty. Banyak banget beauty vocabulary yang saya pelajari dari sini, yang bahkan buat saya yang saat itu sudah menjadi senior editor, intimidating.
Sayangnya, saya tidak bisa berlama-lama di Female Daily, karena harus mengurus Bapak saya yang sakit dan manut suami sekolah ke luar negeri. Saya pun bekerja sebagai freelancer selama beberapa bulan sebelum akhirnya suami berangkat sekolah. Tapi, karena hasrat untuk mengulas produk kecantikan masih membara, dan Instagram saya mulai aktif, saya melihat adanya kesempatan di situ.
I wasn't ready to build a blog as my own platform, and i saw my own social media as the ideal place to share my perspectives on skincare, makeup, beauty in general. Surprisingly, and fortunately, ternyata banyak yang antusias dan memiliki visi yang serupa dengan approach saya yang tergolong effortless dan practical, but still realistic.
Itulah yang ingin saya komunikasikan, dan yang menjadi motivasi saya untuk maju terus, to be able to influence others that beauty should not be stressing you out. And I really, really wish the editorial makeup would really become a thing. To be honest, I never thought I could reach this level, exposure wise, although it is still far from what I consider successful.
Sampai detik ini, popularitas bukanlah tujuan utama saya dan bukan sesuatu yang saya rencanakan. I just let everything go with the flow, and let the universe sway me to whichever direction I should be.
Now, I welcome you all to ask me anything! From makeup to skincare, beauty industry, anything! Leave your questions below :)
Pernah melihat tulisan #DreamAgain dari SK-II? Nah, daripada bingung, baca yuk hasil obrolan saya bersama Anggun, Brand Ambassador SK-II tentang "kekuatan" sebuah mimpi.
Mengapa tiba-tiba SK-II mengajak para perempuan di seluruh dunia untuk bermimpi lagi, #DreamAgain? Ternyata ajakan atau campaign ini dibuat berdasarkan sebuah survey yaitu Global Dreams Index yang diadakan pada Juni lalu. Hasil Survey Dreams Index itu menyatakan bahwa setengah dari populasi perempuan di seluruh dunia ternyata merasa nggak puas dengan kehidupannya saat ini.
Kita, para perempuan ternyata seringkali menyerah tidak melanjutkan cita-cita atau impian masa kecilnya karena merasa kurang percaya diri. Survey yang diikuti oleh 5400 perempuan, digelar di 14 negara yang tersebar di 6 benua itu menyimpulkan bahwa kebanyakan perempuan mengejar cita-cita atau impian masa kecilnya. Akibatnya, banyak dari antara kita, perempuan yang saat ini tidak bahagia. Apakah FD-ers masih ingat dengan impianmu di masa kecil? Female Daily dan SK-II mengadakan #ChangeDestiny Childhood Dream Photo Contest. Klik di sini untuk mencari tahu details kontesnya.
Maka, pada 18 Agustus kemarin, SK-II pun memakai moment merayakan Hari Kemerdekaan mengajak para perempuan Indonesia untuk bebas bermimpi dan berani mengubah nasib mereka. Dan pada acara yang diberi titel "SK-II Dream Park" itu pun hadir Anggun C. Sasmi, penyanyi asal Indonesia yang telah berhasil berkarier di panggung internasional. “SK-II memilih Anggun sebagai Brand Ambassador terbaru karena melihat dia sebagai sosok perempuan yang berhasil mengejar dan mewujudkan impiannya, bahkan terus berkilau hingga saat ini,” ujar Shu Qi, Global Brand & Communication Manager P&G kepada Female Daily.
Anggun yang hadir di acara itu pun menyapa ramah semua undangan, lalu ia pun bertutur, “Sewaktu kecil, saya nggak pernah merasa cantik. Ini karena bapak menekankan pada kami, anak-anaknya, bahwa yang penting itu adalah cantik dari dalam, bukan hanya sekadar cantik fisik. Ayah selalu mengingatkan saya agar banyak baca buku, banyak bergaul supaya jadi perempuan yang smart, cerdas.” Kemudian Anggun menambahkan, “Namun bertambah dewasa, dan ketika saya juga mulai terjun di dunia hiburan, saya semakin menyadari bahwa merawat diri itu penting bagi seorang perempuan. Merawat diri, pakai skincare, punya kulit yang bagus, lalu pakai makeup itu kan membuat dirimu happy lho! Nah, kalau kamu bahagia, happy maka akan terpancar di sinar wajahmu!”
Pertemuan saya dengan Anggun kemarin ini, bukan untuk pertama kalinya lho! Lima tahun lalu, saya pernah interview Anggun dan kami ngobrol dalam jarak dekat. Saat itu, saya bisa melihat dengan jelas tekstur dan kondisi kulitnya. Saya masih ingat, saat itu Anggun baru saja mendarat dari Perancis, sehingga wajahnya tampak lelah, kulitnya kusam dan garis-garis halus mulai tampak di seputar mata dan dahinya.
Tapi, kemarin ketika saya bertemu lagi dengan Anggun, Sang Diva, kondisi kulitnya tampak lebih baik dari 5 tahun lalu! Aneh tapi nyata, kan!? Nah, ternyata dari pengakuan Anggun, sejak 5 tahun lalu, ia mulai memakai Miracle Water. Yes, she looks younger than her real age! It’s because of she has been using SK-II Facial Treatment Essence. “Saya pakai SK-II FTE sejak 5 tahun lalu. Dan semakin hari banyak orang bilang saya awet muda lho! Seneng dong ya…kalau kita sebagai perempuan dibilang awet muda,” tutur Anggun dengan gayanya yang kemayu dan manja.
Aura bahagia memang tampak memancar dari wajah Anggun yang selalu ramah dan menebar senyum kepada semua orang. Walau dia sudah menjadi Diva, nggak ada kesan sombong sama sekali. Saya pun bertanya kepadanya, apakah ia sudah mencapai impian masa kecilnya? “Waktu kecil, saya bercita-cita pengen jadi ahli bahasa, penulis buku atau penyanyi. Nah, di kehidupan saya saat ini saya sudah berkarier jadi penyanyi internasional. Well…maka saya sekarang menguasai 3 bahasa, walaupun bukan jadi ahli bahasa ya…Lalu, walau sekarang belum menulis buku, tapi saya sudah mulai nih bikin 3 tulisan essai dan kata teman-teman, bagus lho tulisan saya! Hahahaaa…,” kata Anggun sambil tertawa bahagia.
Dari situ, saya pun menyimpulkan, rahasia awet muda Anggun adalah karena ia bisa meraih impian masa kecilnya dan tentu saja dipadu dengan rutin memakai SK-II Facial Treatment Essence. Sampai seberapa jauh Anggun sangat mengandalkan SK-II FTE ini? “Kemanapun saya pergi selalu membawa Miracle Water ini. Pernah lho, saya kelupaan membawa produk-produk skincare dari SK-II, padahal saya sedang traveling ke luar negeri selama seminggu. Akibatnya, kulit saya jadi kering, kusam, paraaah deh, karena selama itu nggak pakai SK-II FTE.” Sejak itulah Anggun memutuskan untuk menaruh botol-botol spray berisi SK-II FTE ke dalam setiap tas yang dimilikinya. “Tapi sejak ada SK-II FTE Mid-Day Miracle Essence makin memudahkan saya untuk selalu menyemprotkan Miracle Water ini kapanpun dan dimanapun, saat saya merasa kulit saya butuh kelembapan,” ujar Anggun sambil tersenyum manis.
Sebelum beranjak pergi dari event SK-II Dream Park itu, Anggun pun mengingatkan lagi, “Jangan pernah takut mengejar mimpi-mimpimu. Kalau gagal ya coba lagi! Jangan cepat putus asa ya!” Pesan Anggun itu pun terbayang terus di benak saya. Jadi, intinya kita bisa mengubah hidup kita jadi lebih baik lagi bila ada kemauan. Begitu pula dengan kondisi kulit, kita bisa mengubahnya menjadi lebih baik bila kita rutin merawat diri dengan memakai produk perawatan kulit yang tepat. Setuju, FD-ers?